Buka 3 Apotek, Kimia Farma Rambah Malaysia

Farmasi
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - Perusahaan farmasi milik pemerintah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) merambah negeri jiran, Malaysia dengan membuka tiga apotek di Kuala Lumpur.

Direktur Utama Kimia Farma, M Sjamsul Arifin, mengatakan, saat ini perseroan membuka satu apotek di Kuala Lumpur. Namun, karena permintaan pasar di negara itu terbilang masih besar, membuat perusahaan akan menambah jumlah apotek dalam waktu dekat.

"Kuala Lumpur permintaannya sangat besar. Kalau nanti dibuat semacam franchise, itu sudah banyak yang mengantre. Kami akan buka tiga outlet," kata Sjamsul dalam paparan publik Kimia Farma di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin 14 Mei 2012.

Menurut dia, setelah ekspansi ke Malaysia, target berikutnya adalah pasar ASEAN. Salah satunya di Kamboja, karena di sana sangat terbuka. "Untuk Timor Timur, pemerintah sudah menyiapkan anggaran Rp180 miliar. Kami baru menyiapkan Rp10 miliar," ujarnya.

Dia menjelaskan, hingga 2015, industri farmasi dunia akan terus tumbuh dengan nilai pasar mencapai US$1,1 triliun. Di Amerika Serikat dan Eropa terjadi pertumbuhan 1-3 persen per tahun. Sementara itu, di Jepang meningkat 3-5 persen dan negara-negara lain tumbuh 4-6 persen. "Secara global akan tumbuh 4-7 persen," tuturnya.

Sementara itu, untuk negara-negara tergolong "pharmerging markets", atau negara-negara dengan pertumbuhan farmasi yang tinggi, diperkirakan tumbuh 13-16 persen. Sebanyak 17 negara yang dikategorikan negara pharmerging markets akan mencatat nilai pasar di industri farmasi senilai US$290-305 miliar.

"Indonesia termasuk dalam 17 negara itu, termasuk China, Brasil, Rusia, Vietnam, Thailand, dan lainnya," kata dia.

Di Asia Pasifik, terdapat empat negara yang memiliki pertumbuhan mencapai dua digit. Empat negara itu di antaranya Indonesia, China, India, dan Vietnam. Sementara itu untuk Malaysia, Singapura, Filipina, Hong Kong, Thailand, dan Korea Selatan tumbuh dengan pasar yang relatif kecil.

"Nilai pasar Indonesia mencapai US$3,7 miliar pada 2006-2010, tapi sekarang sudah US$6,1 miliar atau sudah dua kali lipat," ujarnya.

Sjamsul mengatakan, selain Malaysia, Indonesia juga menjajaki beberapa negara lain. Vietnam juga sedang dijajaki untuk ekspor ke negara itu. Tapi, Indonesia juga mempunyai konsekuensi untuk mengimpor dari Vietnam.

Perseroan optimistis pasar farmasi di Indonesia tahun ini bisa mencapai Rp49 triliun, dari sebelumnya Rp43 triliun atau tumbuh 14 persen. "Ke depan, perseroan juga harus fokus di pasar DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek), biar obat bisa langsung dijual ke pasien," tambahnya.

Di sisi lain, pasar obat generik Kimia Farma mencapai Rp3,5 triliun pada 2011, dengan obat generik bermerek menguasai pasar Indonesia senilai Rp33 triliun, dan obat originator Rp5,4 triliun. Perseroan juga akan fokus untuk memasarkan obat generik yang dinilai belum terlalu populer atau kurang banyak diminati pasar.

Tahun ini, perseroan menargetkan penjualan mencapai Rp4 triliun atau naik 14 persen, dan laba ditargetkan tumbuh 28 persen atau menjadi Rp220 miliar. "Sejauh ini, target kami masih on the track, baik itu penjualan maupun laba, sehingga optimistis target tercapai," tegasnya. (art)

China Dilanda Banjir Bandang, 4 Orang Tewas dan 10 Hilang
Nyeri sendi

Nyeri-Pegal Usai Olahraga? Yuk Kenalan dengan DOMS

Setelah melalui sesi latihan olahraga yang intens, banyak dari kita mungkin mengalami sensasi tidak nyaman yang dikenal sebagai Delayed Onset Muscle Soreness atau DOMS. H

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024