REI Minta Daerah Siapkan Zona Rumah Murah

Ilustrasi perumahan rakyat.
Sumber :
  • kemenpera.go.id
VIVAnews - Masalah lahan masih menjadi kendala para pengembang untuk mewujudkan pembangunan rumah murah bagi kalangan menengah hingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
10 Negara Paling Religius di Dunia, Peringkat Indonesia Tak Disangka!

"Daerah ingin mendapatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dari lahan, sehingga harga tanah naik terus. NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) juga naik," kata Ketua Umum Realestat Indonesia (REI), Setyo Maharso, kepada VIVAnews saat perhelatan ultah organisasi profesi itu di Padang, yang berlangsung selama 13-15 Maret 2013.
Mengapa Umat Kristen Merayakan Paskah? Simak Sejarah beserta Maknanya

Kondisi ini, menurut Setyo, membuat para pengembang kewalahan untuk membeli atau membebaskan lahan guna membangun rumah bagi MBR. "Kalau untuk menengah ke atas, biarkan saja sesuai dengan peruntukannya," ujarnya.
Panduan Lengkap Investasi Reksadana untuk Pemula, Dari A sampai Z

Dia beranggapan bahwa terobosan pemerintah daerah untuk membagi zona tata ruang dilakukan sebagai solusi guna mewujudkan target pemerintah dalam menyediakan rumah murah bagi kalangan MBR.

Niat pemerintah daerah disinggungnya, sebagai stimulan untuk menggairahkan pengembang dalam membangun rumah-rumah murah. Keinginan dari pemerintah kabupaten/kota ini bisa dilakukan dengan melakukan pembagian zona yang mempertegas peruntukan lahan bagi masyarakat menengah ke bawah. 

"Kalau di situ untuk rumah sederhana, ya jangan dinaikkan NJOP-nya," tegasnya.

Menurut dia, jika kondisi ini tidak bisa dilakukan pemerintah kota/kabupaten, persoalan lahan akan tetap menjadi kendala untuk membangun rumah sederhana dan murah bagi MBR.

Reformasi birokrasi, dia menambahkan, mengarahkan kebijakan penggunaan lahan beralih ke tingkat daerah kota dan kabupaten, sehingga pusat tak memililiki peran signifikan untuk meyediakan kebutuhan lahan bagi pengembangan rumah murah.

Sementara itu, terkait pendanaan pembangunan rumah murah bagi MBR, Setyo mengaku bahwa kondisi saat ini jauh lebih bagus. "Pendanaan sedang bagus sekarang, harga juga murah, tinggal kebijakan pemda mau tidak daerahnya dibangun," jelasnya.

Sejauh ini, Jawa Timur dinilai REI patut menjadi contoh bagi sejumlah daerah dalam mendukung penyediaan lahan bagi pengembangan rumah-rumah murah. Jawa Timur membentuk tim percepatan pembangunan yang membantu pengembang mendapatkan lahan.

Selain itu, REI berusaha melakukan lobi ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) dalam mempercepat pembangunan rumah murah bagi rakyat miskin. ""Bagaimana pun kami butuh kepastian. Kami sedang berupaya untuk memberi masukan ke BPN," tuturnya.

Siap dengan Konsep Jokowi
Sementara itu, terkait rencana Gubernur DKI Joko Widodo membangun rumah susun di atas Kali Ciliwung, REI siap membantu jika swasta diminta untuk dilibatkan. "Jika dilibatkan, kami siap untuk merespons," kata Setyo.

Hanya saja, menurut dia, REI masih menunggu regulasi rusun dari Jokowi --sapaan Joko Widodo. Sejauh ini, peraturan gubernur DKI soal ini belum bisa dilaksanakan para pengembang. "Persoalan ini tidak hanya di DKI, tapi bisa dilakukan di sejumlah daerah lain," ujarnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya