Konsumsi Kopi Naik Terus, Produsen Kopi Indonesia Kewalahan

Biji kopi luwak dari Palupuh, Sumatera Barat
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra
VIVAnews
KPK: Sahroni Sudah Kembalikan Aliran Dana Rp 40 Juta dari SYL yang Mengalir ke Nasdem
- Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, menyampaikan bahwa promosi hasil bumi Indonesia belum begitu gencar dilakukan, khususnya untuk komoditas kopi. Padahal konsumen luar negeri banyak yang menikmati kopi asal Indonesia seperti kopi jenis Arabika, Robusta, dan kopi Luwak.

Nikah Beda Agama, 5 Artis Ini Jalankan Puasa Ramadhan Tanpa Pasangan

"Masih banyak lagi jenis kopi lain yang berasal dari Indonesia yang belum diketahui," ujar Bayu Krisnamurthi di sela kunjungannya ke perusahaan kopi PT Aneka Coffee Industry di Jalan Raya Trosobo, Sidoarjo, Rabu kemarin, 8 Mei 2013.
Terpopuler: Harga Pemain Timnas Indonesia Paling Mahal, Naturalisasi Shin Tae-yong


Bayu menambahkan, pelaku bisnis di Indonesia juga belum banyak melirik usaha pembuatan kopi, termasuk membuka sejenis kafe yang menyediakan berbagai minuman kopi khas Indonesia. Juga menggalakkan jenis kopi kemasan kecil yang juga banyak diminati.


"Padahal ini potensi pasar yang cukup besar dan banyak diminati. Sayang, jika nanti yang menangkap dan menikmati peluang bisnis ini pengusaha dari negara lain," kata Bayu.


Itu sebabnya Kementerian Perdagangan tengah memikirkan terobosan baru dengan menggandeng Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI). Dan, sambil menunggu itu, pemerintah akan melakukan berbagai kegiatan promosi baik di dalam maupun di luar negeri.


Konsumsi Naik Terus


Sementara, Moenardji Soedargo CEO PT Aneka Coffe Industry menyebutkan bahwa perusahaanya menghabiskan 560 ribu ton biji kopi setahun, yang diolah menjadi bubuk serta ekspor. Produksi kopi bubuknya itu kalah cepat dengan kebutuhan konsumsi yang tiap tahun terus meningkat.


Dan, tantangan yang dihadapi saat ini adalah keragaman merek yang membuat daya saing pasar semakin ketat. "Konsumsi kopi terus meningkat, yakni 230 ribu matrik ton setahun, yang tahun sebelumnya hanya 90 ribu matrik ton, dan itu akan terus meningkat. Tapi, produksi kita jauh di bawah angka permintaan itu," ujar Moenardji.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya