Gempa Tasikmalaya

Pabrik Susu di Pangalengan Rugi Rp 750 Juta

VIVAnews - Gempa yang mengguncang Jawa Barat mengakibatkan pabrik pengolahan susu di Pangalengan yang berada di bawah pengelolaan Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) merugi hingga Rp 750 juta.
 
"Selama satu setengah hari, 200 ton susu terpaksa dibuang karena beberapa mesin, seperti mesin pendingin rusak," kata Ketua Umum KPBS Tafif Danudjaya saat menerima kunjungan kerja Menteri Perdagangan Mari Elka di lokasi pabriknya di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu, 6 September 2009.
 
Meski terhitung tidak terlalu parah, dia menambahkan, namun gempa telah merusak infrastruktur bangunan, mesin, dan kandang sapi.  "Sebanyak 60 persen kandang dari 18 ribu sapi rusak," ujar Tafif.

Kubu Ganjar-Mahfud Tidak Terima Gugatannya ke MK Disebut Salah Sasaran oleh KPU

Setiap kandang yang rusak, menurut Tafif, membutuhkan dana sekitar Rp 4 juta sehingga untuk mengganti semua kerusakan dibutuhkan dana sekitar Rp 4,8 miliar.
 
Dia mengakui, walau mesin sudah bisa beroperasi, produksi susu mengalami penurunan sekitar 10 persen. "Hal itu terpicu pasokan susu dari peternak turun 10 ton per hari," kata Tafif.
 
Tafif menuturkan, setiap harinya peternak menyuplai sekitar 130 ton susu. Setelah gempa, hanya 120 ton susu yang dikirimkan oleh peternak.
 
Musibah tersebut menyebabkan peternak sibuk menyelamatkan rumah dan hartanya, dan akibatnya produksi susu murni menjadi terhambat.
 
Ketua II KPBS Aun Gunawan mengatakan, pada waktu gempa terjadi, baru saja pasokan susu sebanyak 75 ton dari peternak datang pada jadwal pengiriman sore.
 
Setiap harinya, peternak mengirimkan susu pada pukul 5 pagi dan pukul 15.00. "Sesudah gempa terjadi, KPBS segera menginformasikan ke peternak agar tidak mengirimkan susu selama sehari," kata dia.
 
KPBS membeli susu dari peternak dengan harga Rp 3.200 per liter dan menjual susu kepada industri pengolahan susu (IPS) senilai Rp 3.600 per liter.
 
Sebanyak 130 ton per hari susu yang diproduksi KPBS dipasok untuk PT Ultra Jaya (35 persen), Susu Bendera (55 persen), dan dijual langsung ke masyarakat dalam kemasan bantal (pillow pack) dan cup.


antique.putra@vivanews.com

Ketua MK Suhartoyo, Sidang Lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum di MK

Momen Ketua MK Semprot Kuasa Hukum KPU yang Puji-puji Hasyim Asy'ari

Menurut kuasa hukum KPU, meski nama Hasyim Asyari disangkutpautkan dengan banyak dugaan pelanggaran tapi proses Pemilu 2024 tetap berjalan lancar.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024