Jelang Rilis Data Ekonomi, IHSG Diprediksi Melemah

Aktivitas di Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
- Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu, 5 Agustus 2015, diperkirakan masih bergerak terbatas dan cenderung di teritori negatif. 

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Analis First Asia Capital, David N Sutyanto, memprediksikan IHSG bergerak dengan support (batas bawah) di 4.750 dan resistance (batas atas) di 4.810.     

Cari Pemain Saham Baru, BEI Gandeng Indosat dan Trimegah
"Perdagangan cenderung didominasi saham-saham lapis dua dan tiga, dipicu sentimen penurunan harga minyak mentah dan depresiasi rupiah atas dolar AS," ujarnya, kepada VIVA.co.id.

David menjelaskan, saat ini pasar tengah menanti rilis pertumbuhan ekonomi kuartal dua. Kekhawatiran perlambatan ekonomi domestik di tengah depresiasi rupiah atas dolar Amerika Serikat telah menghambat peluang penguatan lanjutan.

Sementara dari global, Wall Street tadi malam kembali bergerak di teritori negatif untuk tiga hari perdagangan. 

Indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P masing-masing koreksi 0,27 persen dan 0,22 persen di 17.550,69 dan 2.093,32. 

Koreksi terutama dipicu sentimen kinerja kuartal dua emiten yang di bawah ekspektasi seperti Allstate Corp, CVS Health Corp, dan koreksi lanjutan saham Apple.

"Sedangkan harga komoditas tadi malam berhasil rebound setelah tertekan dalam beberapa sesi perdagangan terakhir. Harga minyak mentah di AS rebound 1,78 persen di US$46,37 per barel," ujarnya.

David juga menyampaikan, perkiraan tersebut juga mengingat perdagangan kemarin minim insentif positif, menyusul kurang kondusifnya pergerakan pasar saham kawasan dan kekhawatiran pelemahan rupiah atas dolar AS yang menyentuh Rp13.500 per dolar AS.

IHSG akhirnya gagal bertahan di atas level 4.800, ditutup kembali melemah 19 poin (0,4 persen) di 4.781,087. 

Koreksi IHSG terutama dipicu keluarnya dana asing yang kemarin mencatatkan nilai penjualan bersih Rp531,8 miliar.

"Di tengah minimnya insentif positif, aksi beli selektif yang mendominasi perdagangan kemarin digerakkan saham pertambangan logam, menyusul reboundnya harga komoditas logam. Sedangkan saham sektoral lainnya umumnya bergerak di negatif area," ucapnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya