Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id - Melemahnya kondisi ekonomi global, termasuk di Indonesia, membuat semua pemerintahan di setiap negara memutar otak untuk mengatasi kondisi tersebut.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Mata uang di dunia, khususnya negara berkembang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), kini nilai dolar perkasa terhadap rupiah tembus di kisaran Rp14.000 per dolar.
Direktur Eksekutif Indef, Enny Sri Hartati, berpendapat 'dewa penyelamat' yang bisa menolong Indonesia keluar dari keterpurukan ekonomi ini adalah mereka yang ada pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca Juga :
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Baca Juga :
Lebih Oke Mana, Ekonomi RI atau Brasil?
Baca juga:
Enny menjelaskan, UMKM dapat diandalkan menjadi motor perekonomian Indonesia di berbagai sektor, karena ketergantungannya terhadap mata uang asing khususnya dolar tidak besar. Seperti diketahui, industri yang paling terdampak pelemahan ekonomi ini adalah industri berbahan baku impor.
Sependapat dengan Enny, Staf Khusus Menteri Keuangan, Arif Budimanta, mengatakan hal yang sama. Salah pendorong ekonomi saat ini adalah sektor riil, khususnya dengan skala usaha UMKM.
"Penyangga utama perekonomian kita adalah sektor riil, termasuk UMKM. Pemerintah sudah menyiapkan dana sekitar Rp120 triliun yang akan dikucurkan kepada UMKM melalui perbankan," kata Arif.
Baca juga:
Di samping itu, Arif meyakini bahwa Indonesia akan tetap bertahan dan bisa selamat melalui kondisi ini. Mengingat pemerintah pusat masih dan akan terus memberikan bermacam-macam subsidi kepada masyarakat menengah ekonomi.
"Pemerintah salurkan subsidi macam-macam, itu semua untuk menjaga daya beli masyarakat," ujar Arif. (ase)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Enny menjelaskan, UMKM dapat diandalkan menjadi motor perekonomian Indonesia di berbagai sektor, karena ketergantungannya terhadap mata uang asing khususnya dolar tidak besar. Seperti diketahui, industri yang paling terdampak pelemahan ekonomi ini adalah industri berbahan baku impor.