Soroti China, Saham Asia Dibuka Melemah

Seorang pria berjalan melewati papan layar yang menampilkan grafik pergerakan indeks dan harga saham di Tokyo, Jepang.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
- Pasar saham Asia mengawali sesi perdagangan, Senin 31 Agustus 2015, dengan pergerakan melemah di tengah ekspektasi volatilitas di pasar saham China dan masukan untuk Federal Reserve untuk menunda kenaikan suku bunganya.

Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Seperti diberitakan CNBC, laporan dari The Financial Times pada akhir peka lalu bahwa Beijing kemungkinan akan menghentikan pembelian saham besar-besaran karena melihat indeks Dow Jones sudah pulih, memicu kekhawatiran investor akan penurunan lebih lanjut pasar saham China.

Saham di Bursa-bursa Asia Rabu ini Dibuka Melemah
Dalam sambutannya yang dipubikasikan Sabtu waktu setempat, Perdana Menteri China, Li Keqiang, menuturkan bahwa China akan memberlakukan makro-regulasi yang lebih tertarget dan responsif untuk mengimbangi tekanan ekonomi. 

Selain itu, China juga akan melakukan upaya reformasi yang lebih kuat dan inovasi untuk memberikan energi positif bagi pasar.

Sementara itu, Vice Chairman Federal Reserve, Stanley Fishcher, menilai bahwa terlalu dini bagi Federal Reserve jika menaikkan suku bunganya pada September mendatang, karena dikhawatirkan akan menciptakan ketidakpastian pasar.

Indeks Nikkei di bursa Tokyo pagi ini tergelincir 1,2 persen. Indeks acuan pasar saham Jepang ini diperdagangkan di bawah level 19.000. Sebelumnya, pada Jumat akhir pekan lalu, indeks ditutup di level tertinggi dalam sepekan.

Pasar juga terbebani rilis data produksi industri pada Juli yang turun 0,6 persen, lebih lemah dari perkiraan analis sebelumnya yang naik 0,1 persen.

Sementara itu, indeks S&P ASX 200 di bursa Sydney melemah 1,3 persen. Indeks patokan pasar saham Australia ini mundur dari sebelumnya berada di level tertinggi selama delapan hari perdagangan.

Saham Australia New Zealand Banking, Commonwealth Bank of Australia, dan Westpac and National Australia Bank masing-masing anjlok lebih dari 1 persen, sedangkan saham AMP kehilangan 2 persen.

Adapun indeks Kospi di bursa Seoul bergerak melemah 0,5 persen. Indeks utama pasar saham Korea Selatan ini mundur dari penguatan beruntun selama empat hari perdagangan sebelumnya.

Data ekonomi Korsel yang mengecewakan turut membebani pasar. Data output pada Juli menurun 0,5 persen.

Hari ini pasar memfokuskan perhatiannya pada pertumbuhan domestik bruto (PDB) India pada April-Juni yang dijadwalkan akan dirilis pada 08.00 waktu Singapura atau Hong Kong.

Bursa saham Malaysia dan mata uang ringgit juga turut menjadi perhatian pasar pada pembukaan perdagangan menyusul protes ketidak puasan publik terhadap pemerintah Malaysia.   
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya