Pertimbangan BI terkait Kebijakan Suku Bunga

Gubernur BI Agus Martowardojo ketika memberikan keterangan pers.
Sumber :
  • ANTARA/ Wahyu Putro A
VIVA.co.id
Minat Investasi Tak Terpengaruh Aksi Demo 4 November
- Bank Indonesia (BI) terus mengkaji ke mana arah kebijakan suku bunga BI (BI Rate) yang paling ideal, guna merespons gejolak ekonomi global saat ini. Ada delapan aspek yang menjadi bahan pertimbangan. 

BI Tak Akan Perlonggar Uang Muka Kredit Motor
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, mengatakan, upaya ini yang akan menjadi salah satu pembahasan utama dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI yang akan datang.

Harapan BI dari Penerapan 7 Days Repo Rate
"Suku bunga itu, ada sekitar tujuh sampai delapan aspek, di antaranya, aspek perekonomian global, domestik, inflasi, juga eksternal, lalu neraca pembayaran, neraca perdagangan, dan neraca berjalan," ujar Tirta di Gedung BI, Senin 31 Agustus 2015.

Kedelapan aspek ekonomi tersebut digodok dan disinkronkan dengan kebijakan pemerintah. Pada akhirnya, kebijakan suku bunga BI dapat mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini. 

"Kemudian sisi SSK (Stabilitas Sistem Keuangan), aspek menyeluruh. Kami timbang, baru putuskan suku bunga ke arah mana," tuturnya.

Dia menjelaskan, penurunan suku bunga tidak bisa langsung dilakukan BI, tanpa ada kajian yang kuat, meskipun perlambatan ekonomi sedang melanda Indonesia saat ini.

"Kondisi kita berbeda dengan negara lain, China mendevaluasi, apakah kita akan mendevaluasi juga, kan enggak. Kebijakan tidak ke situ, lalu Vietnam nurunin, kami kan enggak ke situ," ungkapnya.

Selain menjaga daya saing, Tirta melanjutkan, BI dan pemerintah juga mempunyai target ekonomi makro. Di mana harus menjaga inflasi, menjaga defisit transaksi berjalan dan meningkatkan aliran dana asing yang masuk ke Indonesia melalui investasi.

Sebelumnya, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, mengungkapkan, untuk mendorong industri dalam negeri, BI perlu untuk menurunkan suku bunga (BI Rate).

Suku bunga yang tinggi akan membuat industri, khususnya sektor riil, lebih kuat menahan tekanan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. Menurut dia, untuk menunjukkan keberpihakan dari sisi moneter, sudah seharusnya BI menurunkan suku bunga, minimal 25 basis poin (bps) terlebih dahulu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya