Ini Tips Bos IMF untuk Genjot Ekonomi Indonesia

Direktur IMF dan mantan Menteri Keuangan Prancis, Christine Lagarde
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id - Direktur Operasional Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF), Christine Lagarde, mengakui bahwa potensi terbesar Indonesia berada di sektor sumber daya manusia (SDM) usia muda yang tersedia dalam jumlah besar.

IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya

Saat ini, jumlah penduduk usia produktif Indonesia terus meningkat di tiap tahunnya. Diperkirakan pada 2030, sebanyak 70 persen dari total penduduk Indonesia adalah mereka yang berada pada usia produktif.

Lagarde menjelaskan, dengan potensi SDM yang begitu besar, Indonesia memiliki peluang unik yang tidak dimiliki semua negara dalam mengatasi perlambatan ekonomi dunia saat ini.

"Ini adalah momentum Indonesia mempercepat laju reformasi ekonomi dengan membangun sumber pertumbuhan baru dan menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda," kata Lagarde dalam kuliah umum di Universitas Indonesia, Salemba, Selasa 1 September 2015.

Menurut Lagarde, ada tiga langkah penting yang harus dilakukan untuk merealisasikan potensi tersebut. Hal pertama adalah pembangunan infrastruktur yang modern dan efisien terutama di sektor listrik serta transportasi.

"Biaya logistik diestimasikan 24 persen dari produk domestik bruto (PDB) dibandingkan dengan Malaysia yang hanya 13 persen. Akses listrik di Indonesia baru 80 persen dibandingkan negara lain yang hampir 100 persen," ujar Lagarde.

Dengan mengurangi biaya logistik dan meningkatkan akses listrik, hal ini akan menciptakan pekerjaan di semua sektor, mengurangi harga di beberapa daerah, dan meningkatkan konektivitas pasar global.

"IMF mengapresiasi pemerintah sudah memprioritaskan hal ini dengan rencana pengeluaran infrastruktur yang diperkirakan meningkat sebesar delapan persen per tahun. Kami harapkan ini segera terealisasi," katanya.

Yang kedua, dia melanjutkan, adalah memperbaiki iklim investasi yang kondusif bagi penyerapan teknologi baru, dan kapasitas untuk bersaing dalam memproduksi banyak barang jasa seperti yang dilakukan Tiongkok, Korea, dan Jepang.

"Kami turut mengapresiasi langkah pemerintah memperbaiki iklim investasi, seperti penyelesaian masalah lahan untuk infrastruktur dan pelayanan terpadu satu pintu," ungkapnya.

Yang terakhir, Lagarde menegaskan, insentif tersebut harus dibarengi dengan kebijakan perdagangan internasional yang mendukung proses integrasi ekonomi Indonesia dengan dunia. Menurut dia, potensi yang terbuka bagi Indonesia bukan hanya pasar domestik, melainkan pasar global yang mempunyai konsumen sebanyak 1,5 miliar.

"Perdagangan internasional telah menyumbang pertumbuhan Indonesia di masa lalu. Dengan kerangka kebijakan yang baik, Indonesia bisa berdaya saing dan mendapat manfaat termasuk melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," ungkapnya.

Uang rupiah.

Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016