Agar Pertumbuhan Lima Persen, Perbankan Harus Lakukan Ini

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) berharap agar industri perbankan dapat berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.  Hal ini menanggapi pertumbuhan ekonomi nasional yang masih melambat, di mana pada kuartal II 2015 pertumbuhan ekonomi hanya tercapai 4,67 persen.
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global

Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono, mengatakan, agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyentuh angka lima persen pada tahun ini, maka perbankan harus dapat menyalurkan kredit di mana tumbuh di kisaran 15 persen hingga 20 persen.
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya


"Saya selalu mengungkapkan angka
rule of thumb
atau rumus jempol, jadi kalau ekonomi diharapkan tumbuh misalnya, mencapai 5 persen, itu biasanya diperlukan dukungan pertumbuhan kredit 3 sampai 4 kali, itu berarti 15 persen sampai 20 persen pertumbuhan kredit perbankannya. Angkanya kira-kira seperti itu," ujar Sigit di Kantornya, Kamis 3 September 2015.


Sigit mengungkapkan,  jika perbankan ingin berkontribusi kepada perekonomian nasional, perbankan harus siap dalam mendorong pertumbuhan kreditnya. Menurutnya, jika pertumbuhan kredit di bawah kisaran 15 persen, maka perekonomian nasional, menurutnya, tidak akan menyentuh angka 5 persen pada 2015.


"Kalau ternyata banknya tidak bisa mendukung sampai 15 persen sampai 20 persen, maka pertumbuhan ekonomi akan turun lagi. Jadi makanya bank harus siap. Nah kalau kreditnya turun, seperti saya bilang (pertumbuhan ekonomi) 4,9 persen atau 4,8 persen, atau berarti lebih rendah dari itu, berarti 14 koma sampe 19 komaan kreditnya," ujar sigit.


Sigit mengungkapkan, pertumbuhan kredit memang sangat berpengaruh pada kondisi perekonomian.  jika perekonomian nasional mengalami pelemahan, maka otomatis pertumbuhan kredit juga ikut melambat. Sehingga, perbankan pun harus kembali merevisi target pertumbuhan kreditnya.


"Yaa saya selalu mengulang-ngulang yang pada akhirnya bank itu kan bergantung kepada permintaan dari para pelaku usaha. Kalau ekonomi diproyeksi turun itu jelas akan menurunkan permintaan terhadap kredit. Sehingga dengan jelas bank harus realistis menurunkan target pertumbuhan kreditnya," kata Sigit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya