BUMN Gunakan Asumsi Harga Komoditas Terendah

VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal menggunakan acuan dasar atau baseline biaya dengan harga komoditas terendah. Langkah tersebut ditempuh untuk menciptakan risiko usaha seminimal mungkin.

"Kemungkinan besar kita harapkan pemahaman dari seluruh karyawan BUMN bahwa ini baseline biaya. Sehingga biaya yang tidak penting akan dikurangi," ujar Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis 20 November 2008.

Menurut Said, pergerakan harga sejumlah komoditas seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), minyak mentah, dan baja pada 2008 tidak normal. Untuk itu, pada tahun depan Kementerian BUMN akan menggunakan asumsi harga riil normal terendah sebagai patokan biaya.

Seperti diketahui, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sepanjang 2007 dan awal 2008 menikmati lonjakan harga CPO lebih dari US$ 1.000 per ton. Padahal harga wajarnya berkisar antara US$ 400-500 per ton. Kondisi serupa dialami PT Krakatau Steel dengan kenaikan harga baja sebelum munculnya krisis global.

Kendati menggunakan harga riil terendah, Kementerian BUMN menjamin peluang ekspansi usaha untuk 2009 tetap dijalankan. Namun, rencana investasi tersebut akan dinilai terlebih dahulu.

"Investasi yang akan kita rem sedikit yang menggunakan mata uang dolar. Tapi jika prospeknya dianggap bagus, pemerintah tidak akan menghalangi. Jadi kami akan mendorong invstasi, apalagi jika dalam mata uang rupiah, karena perbankan domestik kita masih sangat kuat," ujar Said.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024