Jebolan Berkeley di Puncak Bisnis Grup Astra
VIVAnews - Grup bisnis besar Indonesia telah kehilangan salah satu eksekutif terbaiknya, Michael D Ruslim. Presiden Direktur Astra International ini telah meninggal dunia hari ini, pukul 07.08 waktu Singapura atau 06.08 WIB.
Siapa sesungguhnya Michael D Ruslim?
Michael adalah eksekutif yang berkarir di Astra sejak 27 tahun silam. Jabatan terakhir yang disandangnya adalah pemimpin puncak grup bisnis besar Indonesia yang masuk jajaran perusahaan terkemuka Forbes ini sejak Mei 2005.
Sebagai bos tertinggi Astra, dia bertanggungjawab atas semua lini bisnis Astra, yang mencakup otomotif, agribisnis, infrastruktur, jasa keuangan, serta alat-alat berat.
Sebelumnya, dia menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur dari 2002 - 2005, serta menjabat Direktur Astra pada 2002 - 2005.
Selain menjabat presdir Astra, Michael juga menjabat sebagai Komisaris di sejumlah anak perusahaan Astra.
Michael menjadi Komisaris di United Tractor sejak 2005 setelah menjabat sebagai Presiden Komisaris pada 2003-2004.
Sebelum bergabung dengan Astra pada 1983, Michael bekerja di Citibank N.A. sebagai Asisten Wakil Presiden pada 1978 - 1983.
Pria berkewarganegaraan Indonesia ini jebolan dari University of California di Berkeley pada 1976 dengan gelar sarjana Teknik Mesin Industri. Kemudian memperoleh gelar Master in Business Administration (MBA) dari University of Wisconsin - Madison pada 1978.
University of California di Berkeley ini sangat dikenal di Indonesia. Penyebabnya, banyak arsitek pembangunan ekonomi Indonesia adalah mahasiswa jebolan universitas top di Berkeley tersebut.
Akibatnya, mereka pun dikenal dengan julukan "Mafia Berkeley" yang dikomandani oleh Widjojo Nitisastro. Para ekonom arsitek pembangunan ekonomi Indonesia itu adalah Ali Wardhana, JB Sumarlin, Subroto, Emil Salim, dan Saleh Afif.
heri.susanto@vivanews.com
Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia
Perekonomian Asia diproyeksikan akan cukup tangguh di masa depan meski dihadapkan dengan kondisi perekonomian global yang dihantui gejolak geopolitik saat ini.
