Nasib Boediono-Sri Mulyani di Tubir Jurang?

VIVAnews - Hasil voting rapat paripurna terkait Hak Angket PT Bank Century Tbk Rabu malam, memukul telak kubu Partai Demokrat. Rapat paripurna menghasilkan 218 suara untuk kubu Demokrat, PKB dan PAN versus 325 untuk kubu PDIP, Golkar, PKS, PPP, Gerindra dan Hanura.

Putusan ini berimplikasi panjang karena hasil voting rapat paripurna memutuskan kebijakan bail-out Bank Century senilai Rp 6,7 triliun dianggap salah. Itu berujung pada dua orang yang menjadi titik sentral kebijakan tersebut, yakni mantan Gubernur BI Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Suara-suara yang menghendaki agar kedua pejabat itu nonaktif pun bermunculan. Salah satunya, dari anggota Panitia Khusus Hak Angket Century dari Partai Hanura, Akbar Faisal. Dia meminta agar Wakil Presiden Boediono dan Menkeu Sri Mulyani nonaktif.

"Perlu adanya sikap terhormat dan negarawan, khususnya dari Boediono dan Sri Mulyani," kata Faisal tadi malam. Namun, ketua DPR Marzuki Alie meminta kedua pejabat itu tidak mengundurkan diri.

Boediono dan Sri Mulyani sesungguhnya merupakan dua sosok ekonom andalan Indonesia yang dikenal bersih dan berperan besar dalam pembangunan ekonomi negeri ini.

Boediono adalah sosok ekonom senior yang dikenal bersahaja dan santun. Meski bergaji lebih dari Rp 100 juta per bulan saat menjabat Gubernur BI, Boediono tetap sederhana. Boediono, dipilih menjadi pendamping Susilo Bambang Yudhoyono, juga bukan karena kemauan dirinya. Tetapi, SBY memilih karena pria asal Blitar itu dikenal cerdas, ulet, pekerja keras, dan bertanggungjawab.

Guru besar FE UGM ini berpengalaman lengkap di jajaran tim ekonomi karena pernah bekerja di lima presiden, mulai Soeharto, Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati hingga SBY. Doktor Ekonomi Bisnis jebolan Wharton School, University of Pennsylvania, AS dianggap sukses membenahi ekonomi amburadul yang diwarisi dari era Gus Dur. Majalah Business Week (AS) memberi gelar tokoh kompeten sebagai Bintang Asia bidang keuangan pada 2003.

Sedangkan, Sri Mulyani juga dianggap sebagai sosok ekonom yang memiliki kaliber internasional. Dia dianggap mampu menyelamatkan ekonomi Indonesia dari terjangan krisis keuangan global, melakukan reformasi birokrasi, serta berpengaruh bagi tatanan ekonomi di nasional, regional, dan internasional.

Seperti halnya Boediono, dia juga kerap menerima deretan penghargaan sepanjang 2008. Misalnya, pada Maret 2008, dia dianugerahi penghargaan oleh Singapore Institute of International Affair sebagai seorang pemimpin yang mempengaruhi perkembangan Asia (Leaders in Rising Asia). Dia juga pernah dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Asia Terbaik 2008 dari majalah Emerging Markets Asia dan Menteri Keuangan Terbaik 2008 versi majalah Euro Money.

Langkah kedua ekonom sebagai tokoh sentral Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyelamatkan Indonesia dari krisis finansial global pada 2008 diacungi jempol banyak kalangan. Dalam rapat paripurna kasus Century, mereka yang pro pada pendapat ini memilih opsi A yang menganggap bail-out Century benar.

Namun, sebaliknya kebijakannya menyelamatkan bank kecil, bermasalah dan dirampok bertahun-tahun oleh pemiliknya, Robert Tantular cs juga menimbulkan kontroversi tak berkesudahan. Di rapat paripurna Century, mereka memilih opsi C yang menganggap bail-out Century salah.

Menurut anggota DPR, pilihan opsi A dan C bagaikan air dan minyak sehingga tidak bisa disatukan. Seperti diputuskan rapat paripurna DPR tadi malam, opsi C menang sehingga DPR menganggap bahwa kebijakan bail-out salah.

Pengamat sebut Hadirnya Anies dan Muhaimin di KPU Beri Legitimasi Hasil Pemilu

heri.susanto@vivanews.com

Prabowo-Gibran di Penetapan Presiden-Wapres Terpilih di KPU

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Temui Presiden Jokowi di Istana

Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dan Gibran Rakabuming Raka, menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu malam, 24 April.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024