RI Ambisi Jadikan China Pasar Ekspor Terbesar

VIVAnews - Pemerintah berambisi menempatkan China sebagai pasar ekspor terbesar, menggeser dominasi Jepang atas ekspor Indonesia.

Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar menjelaskan, per Januari 2010, pangsa ekspor ke China menempati posisi kedua dengan prosentase 14 persen, sementara Jepang yang di posisi pertama (16 persen).

"Telah terjadi diversifikasi pasar ekspor, tidak hanya bergeser dari pasar tradisional (negara maju) ke pasar nontradisional (pasar berkembang) tapi juga ekspansi ke pasar-pasar baru seperti Afrika," kata Mahendra dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu, 10 Maret 2010.

Dominasi pangsa ekspor ke negara Uni Eropa (Belanda, Italia, dan Spanyol), Amerika Serikat, dan Jepang, kata dia, mulai berkurang, dan bergeser ke China dan India.

Pada Januari 2010, pangsa ekspor nonmigas ke Belanda turun menjadi 4 persen dibandingkan Januari 2009, dimana penurunan juga terjadi pada ekspor ke Italia (2%), Spanyol (2%), dan Amerika Serikat (12%). Sementara pangsa ekspor nonmigas ke Jerman dan Jepang tidak mengalami perubahan yakni 3 persen dan 16 persen.

Pada periode yang sama, pangsa ekspor nonmigas ke China, India, dan Korea meningkat masing-masing menjadi 14 persen, 11 persen, dan 8 persen.

Mahendra menjelaskan, ekspor nonmigas ke China secara bertahap mengalami kenaikan dan bahkan pada Januari 2010 melonjak 118,6 persen menjadi US$ 1,01 miliar dibanding ekspor Januari 2009.

"Saya yakin tak lama lagi China akan menempati posisi pertama pasar ekspor kita, setelah tiga tahun berturut-turut menjadi importir terbesar di pasar kita," katanya.

Kendati demikian, produk ekspor Indonesia masih memiliki peluang yang besar di pasar China mengingat pangsanya di negeri Tirai Bambu tersebut baru sekitar 1,35 persen dari seluruh impor China.

Data Kementerian Perdagangan menyebutkan, ekspor produk bahan anyaman dari tumbuhan (bambu dan rotan) menguasai pasar China sebanyak 29,2 persen pada tahun 2008, dengan nilai US$ 23 juta.

Produk lain yang juga mendominasi pasar China diantaranya, minyak nabati (produk sawit dan turunannya), timah, kakao, karet, alas kaki, pulp, dan instrumen musik (piano, akordion, harmonika, gitar, biola, dan perkusi) dengan pangsa antara 6 hingga 22 persen.

Jemaah Salat Id Bubar, Respons Mabes TNI soal Pengendara Fortuner Ngaku Adik Jenderal
Antrean kendaraan pemudik di Dermaga Pelabuhan Bakauheni, Lampung

Polda Lampung Prediksi Puncak Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Bakauheni 13-15 April 2024

Polda Lampung Prediksi Puncak Arus Balik lebaran Lintasi Pelabuhan Bakauheni pada 13-15 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024