Kisah Djarum, Dari Rokok Jadi Terkaya Dunia

VIVAnews - Prestasi bisnisnya luar biasa. Djarum yang didirikan Oei Wie Gwan di Kudus, 57 tahun lalu. Kini perusahaan itu berkembang menjadi produsen rokok kretek yang masuk terbesar ketiga di Indonesia.

Lebih dari 92 Ribu NIK Warga DKI Bakal Dinonaktifkan Pekan Ini

Bahkan, Hartono bersaudara, Bambang Hartono dan Budi Hartono, mengklaim sukses membawa Djarum menguasai pasar kretek di Amerika.

Bisnis rokok kian dicermati menyusul munculnya fatwa haram merokok dari Muhammadiyah. Organisasi masa itu menganggap rokok ditengarai sebagai produk berbahaya yang mengandung 4.000 zat kimia, di mana 69 di antaranya adalah pencetus kanker.

Beberapa zat berbahaya di dalam rokok tersebut di antaranya tar, sianida, arsen, formalin, karbonmonoksida, dan nitrosamin. Karena itu, Muhammadiyah menganggap bahwa rokok adalah haram.

Kisah Djarum berasal dari kota kecil Kudus. Pada 1951, Oei Wie Gwan membeli perusahaan rokok kretek kecil bernama Djarum Gramophon. Lalu Oei mengubah namanya menjadi Djarum. Oei memasarkan kretek dengan merek Djarum, dan ternyata sukses.

Namun, pada 1963 terjadi kebakaran yang hampir memusnahkan seluruh usahanya. Bukan bangkrut, melainkan Oei berhasil membawa Djarum bangkit melalui peremajaan mesin-mesin miliknya. Tak lama setelah itu, Oei meninggal dunia.

Di bawah kendali dua anaknya, Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin. Lalu diikuti Djarum Super yang diperkenalkan pada 1981. Kini perusahaan ini telah memiliki lebih dari 75 ribu karyawan.

Selain dunia rokok, Djarum juga dikenal aktif terlibat dalam dunia bulutangkis. Klub bulutangkisnya, PB Djarum, telah menghasilkan pemain-pemain kelas dunia seperti Liem Swie King dan Alan Budikusuma.

Airlangga Percaya Diri Dipilih Lagi secara Aklamasi di Munas Golkar

Kini, Djarum menjadi salah satu taipan kondang dunia asal Indonesia. Berawal dari rokok, kekayaan kakak beradik melonjak tajam. Michael dan Budi Hartono, masing-masing memiliki kekayaan US$ 3,5 miliar atau total US$ 7 miliar (sekitar Rp 65 triliun) dan menempati peringkat 258 orang terkaya dunia.

hadi.suprapto@vivanews.com

Kisah Andik Vermansah, Sempat Jadi Rebutan Klub Top Dunia Kini Terseok-seok di Liga 2
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta

Rupiah Terperosok ke Rp 16.270 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Rabu pagi, 17 April 2024 sebesar 95 poin atau 0,59 persen ke posisi Rp 16.270 per dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024