Kisah Petugas Sensus Mendata di Pedalaman

DR. Rusman Heriawan (Kepala Badan Pusat Statistik)
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Melakukan pendataan terhadap lebih dari 230 juta penduduk Indonesia tidaklah mudah. Apalagi, Badan Pusat Statistik menyatakan sensus penduduk harus mencakup seluruh penduduk Indonesia.

Karena itu, kata Kepala BPS, Rusman Heriawan, berbagai kendala di lapangan pun diterjang oleh petugas sensus yang berjumlah 700 ribu orang di seluruh Tanah Air. Setelah berjalan 17 hari, halangan dan rintangan yang tidak diantisipasi sebelumnya rupanya cukup banyak.

"Di lapangan banyak persoalan yang dihadapi, tetapi petugas Sensus tetap berupaya menembusnya untuk mendata semua penduduk Indonesia," ujar Rusman kepada VIVAnews di Jakarta, Senin, 17 Mei 2010.

Penyebabnya, menurut dia, adalah kondisi geografis Indonesia sebagai negara besar dengan banyak pulau. Banyak pulau-pulau kecil yang hanya dihuni oleh 10-20 rumah tangga. Atau mereka yang tinggal di pegunungan-pegunungan tinggi di Papua.

"Luar biasa upaya yang dilakukan petugas. Banyak cara mereka agar pendataan bisa dilakukan," kata Rusman.

Dia memberikan contoh upaya petugas sensus di Sulawesi Barat. Di wilayah ini, petugas harus menyeberang sungai besar dan dalam yang memisahkan dua daerah. Ironisnya, tidak ada perahu yang menjadi sarana transportasi untuk menyeberangi sungai.

"Maka, petugas terpaksa menyeberang dengan cara bergelantungan di tambang yang diikat di dua pohon yang dipisahkan oleh sungai tersebut," kata Rusman. "Kami ada foto-fotonya."

Cerita untuk menembus pulau-pulau terpencil dan terluar lain lagi. Untuk menuju pulau-pulau tersebut, petugas mencarter kapal kecil. Sedangkan, di pegunungan tinggi Papua, seperti di Yahukimo, petugas sensus terpaksa nebeng pesawat misi ke Papua. Di kawasan terisolir lainnya, petugas terpaksa menunggang kuda.

"Pokoknya, semua tenaga dan biaya dikerahkan agar pendataan benar-benar berjalan dari Sabang sampai Merauke," kata dia.

Meski upaya yang dilakukan cukup keras, namun para petugas sensus mengaku cukup senang. Sebab, umumnya mereka yang didata rata-rata welcome. "Sebab, meski jauh di pulau terluar, pedalaman dan terisolasi, mereka senang karena lewat sensus ini mereka merasa diakui sebagai orang Indonesia."

Begitupun, penduduk-penduduk di suku terasing, yang jauh dari pergaulan biasa juga sangat senang didatangi petugas sensus. Mereka misalnya, suku terasing yang anti budaya modern, seperti di Garut, Jawa Barat, suku badui di Banten, suku anak dalam di Jambi, suku terasing di Sulawesi Tengah dan di lokasi lainnya.

"Bahkan, suku terasing di Garut yang enggan ikut pemilu, malah senang didata oleh petugas sensus penduduk," kata dia.

Park Serpong Jadi Lokasi Bukber Dispar Banten, Intip Potensi Bisnis dan Kontribusinya ke Daerah

Sensus penduduk secara nasional ini dilakukan oleh BPS guna mengetahui secara persis peta demografi Indonesia. Sensus ini sangat penting bagi bangsa ini dalam mewujudkan pembangunan ke depan yang dampaknya diharapkan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.(art)

Ammar Zoni

Mumpung Ramadhan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara

Mumpung Ramadan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024