Faisal Basri: Listrik Mahal, PLN Bikin Gemas

Faisal Basri (kiri) dan Sofjan Wanandi (kanan).
Sumber :
  • Antara/ Andika Wahyu

VIVAnews - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai kenaikan tarif dasar listrik (TDL) bagi pelanggan industri cukup memberatkan.

Bahkan, ia menuduh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu tidak cerdas. Sebab, di negara lain, ketentuan tarif pelanggan industri lebih murah dibandingkan tarif pelanggan rumah tangga.

"Di dunia ini pelanggan industri bayar tarifnya lebih murah, karena mereka belinya partai besar. Hal ini berlaku di semua negara di dunia. Tetapi kenapa di sini malah lebih mahal. Saya itu gemas dengan pemerintah, seharusnya kan lebih murah," ujarnya.

Faisal pun menuturkan, kebijakan itu tidak tepat. "Coba Anda lihat, Anda punya usaha, create job, Anda kasih lapangan kerja. Kemudian Anda bayar lebih mahal listriknya. Kemudian Anda punya industri, kemudian beli listrik, kemudian gardunya harus Anda yang beli. Dan itu terus dikasih ke PLN. Kan itu biadab," ujarnya.

Tak bisa dipungkiri, lanjut dia, kenaikan ini akan memberikan dampak yang cukup luas. "Ya, makanya itu sebelum bicara kenaikan sebaiknya dibicarakan dulu besaran kenaikannya. Ada yang 80 persen. Itu merupakan besaran kenaikan yang cukup fantastis," kata Faisal.

Menurut Faisal, besaran kenaikan itu tidak realistis. "Ya, dan itu cukup sangat  memberatkan. Jadi, sudah ditentukan batas atas batas bawah, kemudian masih dinaikan lagi. Kan, sama saja itu diperas. Menurut saya ,  besaran kenaikan yang dapat ditoleransi adalah 15 persen," ujarnya.

Laporan: Fajar Sodiq | Solo

Terkuak, Ada Perjanjian Pisah Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi
Arema FC

Soal Anggapan Raja Penalti Liga 1, Begini Pembelaan Arema FC

Arema FC menolak anggapan sebagai tim paling diuntungkan oleh wasit karena banyak menerima hadiah penalti di Liga 1. Singo Edan menilai penalti yang mereka dapat murni.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024