Mitratel Kelola Menara, Telkom Tunggu Singtel

Ilustrasi Menara BTS.
Sumber :
  • flickr.com

VIVAnews - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk akan menunggu persetujuan dari Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (Singtel) terkait restrukturisasi pengelolaan menara telekomunikasi pada bisnis seluler perseroan oleh PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

"Negosiasi dengan Singtel hingga saat ini belum mencapai kesepakatan. Setelah itu diperoleh (persetujuan) akan ada alih kelola menara telekomunikasi dari Flexi dan Telkomsel ke Mitratel," kata Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah, di Jakarta, Rabu 4 Agustus 2010.

Mitratel akan mengelola menara base transceiver station (BTS) Telkomsel dan Flexi. Sementara itu, Mitratel adalah anak usaha yang 100 persen sahamnya dimiliki oleh Telkom. Sedangkan Singtel merupakan pemegang 35 persen saham Telkomsel.

Menara-menara yang dimiliki Flexi dan Telkomsel juga akan disewakan kepada operator lain yang berminat. "Saat ini sudah ada beberapa operator yang menyewa tower Flexi," ujar Rinaldi.

Hingga Juni 2010, jumlah BTS seluler perseroan telah mencapai 28.481 unit, atau tumbuh 19 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah pelanggan seluler Telkom mencapai 88,3 juta, atau naik 16 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya 76 juta.

"Tahun ini kami targetkan jumlah pelanggan seluler menjadi 100 juta, sedangkan pendapatan konsolidasi kami akan tumbuh single digit," katanya.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, Telkom mencatat kenaikan pendapatan sebesar Rp1,63 triliun atau lima persen menjadi Rp34,24 triliun dibanding periode sama 2009 sebesar Rp32,61 triliun. Sementara itu, laba bersih turun tipis 0,7 persen menjadi Rp6 triliun.

Pejabat Vice President Investor Relations, Corporate Secretary Telkom, Hendra Purnama dalam siaran pers kinerja Telkom di Jakarta, Jumat 30 Juli 2010 mengatakan, peningkatan pendapatan itu terutama disebabkan kenaikan bisnis data, internet, dan layanan TI sebesar Rp1,55 triliun atau 18 persen. Sementara itu, pendapatan seluler naik Rp439 miliar atau tiga persen.

Namun, pendapatan bisnis jaringan tetap turun 10 persen atau sebesar Rp760 miliar dibanding semester I-2009. Di sisi lain, beban usaha meningkat sembilan persen atau Rp1,84 triliun.

Peningkatan tersebut terutama disebabkan kenaikan beban operasional dan pemeliharaan sebesar Rp1,39 triliun atau 20 persen. Selain itu, beban penyusutan dan amortisasi meningkat 11 persen atau Rp737 miliar karena ekspansi Node B (3G).

Penurunan laba selisih kurs sebesar Rp439 miliar dibandingkan periode sebelumnya menyebabkan peningkatan beban lain-lain bersih sebesar Rp440 miliar atau 1.124 persen, sehingga laba bersih tercatat Rp6 triliun atau turun 0,7 persen dari sebelumnya Rp6,04 triliun.

PKS Siapkan Kader Terbaik di Pilkada Sumatera Utara, Siapa Orangnya?
Red Sparks

Red Sparks Vs Indonesia All Stars, Tim Korea Selatan Tak Mau Main-main

Red Sparks vs Indonesia All Stars akan jadi sajian menarik bagi pencinta voli di Tanah Air. Kedua tim saling berhadapan dalam pertandingan uji coba di Indonesia Arena.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024