Pengembangan Listrik Butuh US$ 208 Juta

VIVAnews - Indonesia memerlukan investasi US$ 208,7 juta guna menambah kapasitas daya kelistrikan dalam negeri.

Data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral yang disampaikan dalam Indonesia-China Energi Forum (ICEF), Senin 22 Desember 2008, menunjukkan pendanaan tersebut untuk mengembangkan sistem di Jawa, Madura, dan Bali sebesar US$ 171,5 juta dan di luar Jawa, Madura, dan Bali sebesar US$ 37,1 juta.

Pembangunan pembangkit membutuhkan investasi US$ 140,7 juta di Jawa, Madura, dan Bali sementara di luar wilayah itu membutuhkan US$ 31,5 juta.

Pembangunan transmisi dan distribusi di Jawa, Madura, dan Bali membutuhkan investasi US$ 22,2 juta sedangkan di luar Jawa, Madura, dan Bali membutuhkan US$ 2 juta. Untuk jaringan distribusi di Jawa, Madura, dan Bali investasi yang dibutuhkan US$ 8,5 juta. Sedangkan di luar Jawa, Madura, dan Bali US$ 3,6 juta.

Pemerintah perlu mengembangkan kapasitas sistem kelistrikan di Indonesia. Saat ini sektor ketenagalistrikan menghadapi tantangan besar, yaitu permintaan yang terus meningkat, ketergantungan terhadap bahan bakar minyak, tidak memadainya infrastruktur, serta pendanaan pengembangan.

Pemerintah menargetkan penggunaan batu bara akan meningkat dari 17 persen pada 2007 menjadi 63 persen pada 2018. Sedangkan penggunaan gas meningkat dari 14 persen menjadi 17 persen dari seluruh konsumsi energi pada pembangkit nasional.

Yen Amblas ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Menkeu Jepang Bakal Ambil Tindakan
Mobil Porsche terendam banjir di Dubai

Pengembang Perumahan di Dubai Beri Perbaikan Rumah Gratis Setelah Banjir Bandang

Komunitas perumahan dan vila di Dubai terkena dampak terberat akibat hujan lebat dan banjir bandang, yang memecahkan rekor di Uni Emirat Arab pada minggu ini.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024