Akhir Perjalanan Lantai Perdagangan Bursa

Lantai Perdagangan Bursa Efek
Sumber :
  • VIVAnews/Purborini

VIVAnews - Matanya seperti tak pernah berkedip menatap papan berisi deretan angka-angka yang selalu berubah, sedangkan debu kapur tak habis-habisnya beterbangan.

Tanggannya pun tak pernah lepas dari kertas dan pulpen. Jual! Beli! Hanya itu kata yang keluar dari mulutnya. Itulah sepintas gambaran aktivitas pialang saham di lantai perdagangan (trading floor) Bursa Efek Indonesia 33 tahun silam.

Kapur berganti dengan spidol. Namun, spidol pun tak bertahan lama. Posisinya digusur oleh sistem komputerisasi. Teriakan jual beli yang sebelumnya ramai terdengar, perlahan berganti menjadi bunyi tuts papan ketik komputer. Saat itu, order jual beli saham pun tergantikan oleh perdagangan elektronik.

Meski pialang saham masih memenuhi lantai bursa, namun secara bertahap, mereka mulai meninggalkannya. Sistem komputerisasi perdagangan yang ditandai dengan berlakunya Jakarta Automated Trading System (JATS) mulai berlaku pada Juli 1995.

Komputerisasi tersebut memungkinkan investor bertransaksi secara online trading dan remote trading. Investor dapat membeli atau menjual saham mereka dari mana saja.

Hari ini, Rabu 1 September 2010, lantai perdagangan atau trading floor Bursa Efek Indonesia resmi ditutup. "Sekarang sudah banyak sekuritas menggunakan online trading, tidak efektif lagi tetap dipertahankan," kata Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Supandi, kepada VIVAnews.

Kondisi terakhir sebelum resmi ditutup, dari 150 booth yang disediakan, yang aktif hanya sebanyak 20-30 booth. Booth adalah fasilitas pendukung transaksi yang terdiri atas seperangkat komputer di lantai perdagangan bursa.

Bahkan, berdasarkan pengamatan VIVAnews, selama satu bulan terakhir, pialang yang menempati booth tersebut dapat dihitung dengan jari.

Pemandangan serupa terjadi pula di New York Stock Exchange. Trading floor di bursa Wall Street mulai sepi sejak perdagangan ditangani secara elektronik. Saat ini, hanya ada sekitar 1.500 orang yang bekerja di lantai bursa. Turun hampir setengahnya dibanding satu dekade silam.

Otoritas bursa selanjutnya akan merombak trading floor itu menjadi ruangan serbaguna (function room) dan memperbaiki ruangan perpustakaan pasar modal. "Supaya library-nya akan lebih nyaman nantinya," kata dia.

Namun, otoritas sepertinya tidak akan menghilangkan trading floor sebagai maskot pasar modal Indonesia. "Kami akan membuat mini trading floor. Kami jadikan museum, karena tidak ingin ikon ini hilang," ujar Supandi.

Bursa akan memulai konstruksi pada Oktober untuk menyulap trading floor. "Kami lagi finalisasi desain. Mudah-mudahan akhir tahun sudah selesai," katanya.

Sayangnya, Supandi enggan menjelaskan lebih lanjut dana yang disiapkan bursa. "Kami akan menggunakan semampunya," kata dia. Ketika disebutkan angka Rp50 miliar, Supandi hanya tersenyum "Di bawah itu," ujar dia.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan
Sidang Putusan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu 2024 di MK, Anies-Muhaimin

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Anies Baswedan mengatakan ada peluang Prabowo Subianto mengundang dirinya untuk melakukan pertemuan usai putusan MK karena sebetulnya hanya lawan dalam pemilu.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024