Jakarta, Provinsi Paling Diminati Asing

ilustrasi investasi
Sumber :
  • Adri Prastowo

VIVAnews - Aliran dana atau investasi asing terus mengalir ke sejumlah provinsi di Indonesia. Hal tersebut dipicu dicabutnya peraturan daerah (Perda) yang menghambat banjirnya investasi tersebut.

"Sekarang, daerah sudah mulai menikmati aliran investasi ke daerahnya masing-masing dengan dicabutnya perda-perda yang menghambat investasi," ujar Adhi Putra Alfian, direktur Perdagangan Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Senin 4 Oktober 2010.

Beberapa perda yang menghambat investasi antara lain Perda yang mengatur retribusi perdagangan produk kalengan sebesar Rp5 per unit di Sumatera Utara, Perda pemberlakuan kenaikan pajak air tanah hingga 1.000 persen di Bali, serta perda pajak penggunaan hasil bumi Rp50 per kilogram di Jawa Timur.

Menurut Adhi, DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang paling diminati oleh penanaman modal asing (PMA) dengan nilai investasi sebesar US$3,3 miliar pada semester I-2010. Diikuti Jawa Timur dengan nilai investasi US$900 juta dan peringkat ketiga adalah Kalimantan Timur sebesar US$700 juta.

Sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN), menurut dia, Jawa Timur menduduki peringkat pertama dengan nilai investasi Rp5,5 triliun, Kalimantan Timur di peringkat kedua (Rp4 triliun), dan peringkat ketiga Jawa Barat dengan nilai investasi Rp2,4 triliun. "Kendalanya sekarang pemerintah harus membenahi infrastruktur untuk menarik investasi," ujar Adhi.

Adhi mengakui, aliran investasi yang terus meningkat setiap tahunnya itu merupakan salah satu faktor melonjaknya nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2010 sebesar US$13,71 miliar sehingga menciptakan rekor ekspor tertinggi.

"Investasi yang masuk pada 2008-2009 sudah mulai berproduksi ekspor pada 2010," kata dia.

Sementara itu, nilai investasi PMA pada 2008 mencapai US$14,8 miliar dan pada 2009 turun menjadi US$10,8 miliar. Sedangkan nilai investasi PMDN pada 2008 mencapai Rp20,3 triliun dan pada 2009 naik menjadi Rp37,7 triliun. Kenaikan peningkatan investasi yang terealisasi ini juga diiringi meningkatnya penyerapan tenaga kerja.

Kenaikan investasi itu, menurut Adhi, salah satunya karena iklim investasi Indonesia yang sudah kondusif. Salah satu parameternya adalah sudah ada 945 perda yang menghambat iklim investasi telah dibatalkan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri. (art)

Pilgub Sumut 2024, Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran ke PDI Perjuangan
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Sri Mulyani Buka Suara soal Rupiah Tembus Rp 16.200 per Dolar AS

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati buka suara soal melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar AS yang menembus level Rp 16.200 per dolar AS.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024