Saat Kamar Mayat Sardjito Jadi Ruang Tunggu

Korban letusan Gunung Merapi di RS Sardjito Yogyakarta
Sumber :
  • Antara/ Regina Safri

VIVAnews - Kamar Mayat RS Sardjito kini menjadi ruang tunggu. Terutama bagi Supriyanto, warga Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, yang menunggu kepastian nasib kakak iparnya, Wasyanto (26).

Harga Diri Apple sedang Dipertaruhkan

Pagi ini, Senin 8 November 2010, Supriyanto masih menunggu di kamar jenazah RS Sardjito, Yogyakarta. Berita orang hilang sudah disebar, pencarian di lokasi pemakaman massal sudah dilakukan. Tetapi nihil.

Wasyanto bekerja sebagai pemberi makan ternak ayam petelur di Ngancar, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY. Lokasi yang masuk zona bahaya 20 kilometer dari puncak Merapi.

5 Fakta Menarik Juventus Melangkah ke Final Coppa Italia

Pada letusan awal Merapi 26 Oktober lalu, Wasyanto meninggalkan lereng Merapi dan kembali ke rumahnya di Wonosari. Tetapi, setelah itu suami dari Mafiro yang sedang hamil dua bulan itu kembali lagi ke tempat kerjanya.

"Istrinya sudah bilang, jangan naik Mas. Tapi, kata Wasyanto, tidak apa-apa. Soalnya aku ini kerja, sopo sing kasih makan ternak," ujar Supriyanto mengutip pembicaraan Wasyanto dan istrinya yang sedang mengandung anak pertama.

Toyota Luncurkan Fortuner Edisi Terbaru, Dapat Fitur Menarik

Namun, sejak letusan dahsyat kedua Merapi pada Jumat 5 November 2010 yang menewaskan 93 warga Cangkringan, nasib Wasyanto belum diketahui. Segala upaya sudah dilakukan. Tapi belum ada hasil.

"Karena menurut Tim SAR, desa tempat Wasyanto berada kondisinya sangat parah. Belum bisa dievakuasi. Ditambah lagi, desa itu tertimbun debu vulkanik setinggi tiga meter," ujarnya lirih.

Menurut Supryianto, kakak iparnya tidak sendiri. Masih ada tiga pekerja lainnya yang belum diketahui nasibnya. "Ketiganya itu, Susanto, Rusmanto, dan Rohmat," kata dia kepada VIVAnews.com

Kini, Supriyanto menunggu sang kakak ipar bukan di ruang tunggu. Tapi di ruang jenazah. Dia yakin sekaligus pesimistis. Yakin sang kakak ditemukan, tapi pesimis dalam kondisi hidup.

Sebelumnya, beredar kabar di pengungsian bahwa masih sekitar 200 orang belum ditemukan. Dugaan masih banyaknya warga yang belum dievakuasi di zona bahaya juga disampaikan Kapolda DIY Brigjen Polisi Odang Sutarsa.

Bahkan, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X juga mengatakan, ada kemungkinan masih ada warga di kilometer 15. Meski tidak berada di dekat aliran sungai.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya