Bandara Yogya Ditutup, Hunian Hotel Anjlok

Berselimut abu vulkanik Gunung Merapi
Sumber :
  • AP Photo/Irwin Fedriansyah

VIVAnews - Abu vulkanik gunung Merapi bukan saja berbuntut pada penutupan bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Namun, penutupan ini berimbas panjang ke sejumlah sektor bisnis lainnya.

Salah satu sektor bisnis yang terkena dampaknya adalah bisnis perhotelan. Akibat penutupan bandara selama tiga hari, ribuan orang tidak bisa datang dan pergi ke Yogyakarta. Padahal, setiap hari rata-rata ada 40 penerbangan tujuan Yogyakarta.

"Karena bandara ditutup selama tiga hari, banyak orang terkendala untuk datang ke Yogya," ujar Herryadi Baiin, General Manager Hotel Sahid Yogya kepada VIVAnews, Senin, 8 November 2010.

Dia menjelaskan hotel-hotel di Yogya sepi pengunjung selama Jumat-Minggu pekan lalu. Penyebabnya, selain khawatir dengan letusan Merapi, tamu-tamu hotel yang umumnya berasal dari luar Yogya tidak bisa masuk ke kota Gudeg. 

Akibatnya, tingkat hunian hotel yang biasanya mencapai 70-80 persen pada akhir pekan, namun pekan lalu situasinya berbeda. Saat Yogya dipenuhi dengan pengungsi, hotel-hotel di kota ini malah sepi pengunjung.

"Okupansinya hotel-hotel di Yogya merosot menjadi cuma 40 persen," kata Herryadi. Demikian halnya dengan Hotel Sahid Yogya yang terletak di Jl Babarsari, Sleman. Dari 120 kamar yang tersedia, yang terisi selama tiga hari tersebut hanya 36 kamar. Tarif per kamar sekitar Rp400-450 ribu per malam.

Padahal, kata dia, biasanya setiap akhir pekan banyak rombongan yang datang dari Jakarta atau kota lainnya ke Yogya untuk menggelar acara meeting kantor mereka. "Karena datangnya rombongan, ya langsung terasa imbasnya."

Buka Pendaftaran, Ini Kriteria Calon Wali Kota Malang yang Dicari PKB untuk Pilkada 2024

Semua Berita Tentang Merapi Baca di Sini

Wakil Ketua Umum DPP Nasdem Ahmad Ali.

Tak Lapor Surya Paloh, Waketum Nasdem Klaim Temui Prabowo Tanpa Wakili Partai

Waketum Nasdem menegaskan tidak ada pembicaraan politik dengan Prabowo.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024