Menkeu: Subsidi BBM Aman Tapi Pangan Melonjak

Menkeu Agus Martowardojo Umumkan Hasil G20
Sumber :
  • Antara/Prasetyo Utomo

VIVAnews - Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo menyatakan bahwa alokasi anggaran subsidi, utamanya bahan bakar minyak (BBM), tahun ini dipastikan aman. Namun, alokasi subsidi khusus untuk non-energi diperkirakan akan membengkak sampai 24 persen.
 
Menteri Keuangan mengatakan, perkiraan subsidi non-energi ini sampai akhir tahun nanti akan terserap hingga 124 persen. "Subsidi yang membengkak untuk pangan, pupuk, dan kredit program," kata Agus di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat 10 Desember 2010. Agus tidak menjelaskan kenapa tiga dana subsidi itu membengkak begitu besar.

Agus hanya menyebutkan bahwa subsidi khusus energi berupa subsidi BBM dan subsidi listrik aman. "Kalau subsidi energi itu, baik BBM atau listrik PLN, realisasinya 96 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang terealisir 87 persen," kata Agus. "Jadi subsidi BBM aman," katanya.
 
Agus menjelaskan, keuangan negara tahun ini secara keseluruhan baik. Hingga 30 November, realisasi pendapatan negara dan hibah telah mencapai 84 persen dari target Rp992 triliun. Pencapaian ini tumbuh lebih baik dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu yang hanya 81 persen dari target Rp871 triliun. Sampai akhir tahun ini realisasi penerimaan diperkirakan akan mencapai Rp1013 triliun atau mencapai 102 persen dari target.
 
"Jadi penerimaan pajak dan bukan pajak itu semua memadai," kata dia.
 
Belanja negara per 30 November tercatat mencapai 72,6 persen atau baru Rp817 triliun. Realisasi ini 3 persen lebih rendah dibanding realisasi belanja tahun lalu yang hanya 76 persen.
 
Namun demikian realisasi belanja negara sampai akhir tahun diperkirakan mencapai 95,6 atau sebesar Rp1078 triliun. Belanja negara ini lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja tahun lalu dengan hanya 93,7 persen dari anggaran Rp1.000 triliun. "Defisit per akhir tahun diperkirakan di bawah 1,5 persen," kata dia.
 
Meski realisasi belanja negara tinggi, khusus untuk realisasi belanja barang dan modal tidak begitu menggembirakan. Diperkirakan realisasi belanja barang hanya 89 persen, sedangkan belanja modal 87 persen.

Sementara itu belanja kementerian/lembaga hingga akhir tahun diperkirakan hanya sebesar 91 persen, atau lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang mencapai 97 persen. (hs)

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan
Gambar Nyamuk DBD

Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients

The number of dengue fever cases in Indonesia has increased, with over 35,000 patients so far. Meanwhile, 390 people have died due to dengue fever.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024