Garap Jembatan Sunda, Ini Prospek 2 BUMN

Jembatan Selat Sunda
Sumber :
  • PT Bangungraha Sejahtera Mulia

VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan meminta PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membantu pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS). Dua BUMN tersebut  berpeluang bergabung dengan konsorsium proyek raksasa senilai US$15 miliar atau Rp135 triliun tersebut.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar usai Rapat Koordinasi dengan Menko Perekonomian, Selasa, 11 Januari 2011, mengatakan, keterlibatan BUMN dalam proyek tersebut dibutuhkan karena pembangunan Jembatan Selat Sunda  memerlukan keterlibatan banyak pihak.

Dengan rencana menggarap mega proyek tersebut, prospek bisnis kedua BUMN itu diperkirakan meningkat. Tahun ini, Wijaya Karya diperkirakan masih mengandalkan sejumlah proyek pemerintah.

Sementara itu, Jasa Marga akan makin serius mengembangkan bisnis lain di luar usaha utama. Bisnis itu di antaranya di sektor properti.

Berikut analisis dari PT BNI Securities terhadap dua BUMN tersebut.

Parkir Cuma Sebentar, Mobil Ini Ditagih Rp48 Juta di Tangerang

1. PT Wijaya Karya Tbk

Jembatan Suramadu
Pada 2011, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp522 miliar. Belanja modal tersebut digunakan untuk pengembangan usaha Rp308 miliar, penyertaan Rp202 miliar, dan sisanya untuk investasi aset tetap. Jumlah tersebut meningkat 26,52 persen dibanding 2010 senilai Rp412,6 miliar.

Analis BNI Securities, Maxi Liesyaputra mengatakan, perseroan menargetkan perolehan total kontrak sepanjang 2011 mencapai Rp25,68 triliun. Total kontrak tersebut naik 23 persen dibanding target sebelumnya.

Sementara itu, menurut dia, total perolehan kontrak sementara, termasuk bawaan (carry over) 2010 dan kontrak baru telah mencapai Rp12,3 triliun. Sektor konstruksi yang terdiri atas general construction, building construction, industrial plant, dan energi pada 2011 menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp8,11 triliun.

Selanjutnya, kontrak dari sektor non konstruksi yang terdiri atas industri beton pracetak, realty/property serta industri dan perdagangan ditargetkan sebesar Rp4,19 triliun.

Untuk 2010, perolehan kontrak baru tercatat Rp10,46 triliun, atau melebihi target semula Rp10,09 triliun.

"Kami masih memiliki outlook positif terhadap kinerja Wika tahun ini. Hal ini didukung oleh rencana penyerapan anggaran pemerintah yang lebih besar," ujarrnya. "Apalagi, sebagian besar kontrak perseroan berasal dari proyek pemerintah".

Maxi menambahkan, Wijaya Karya juga memiliki portofolio pendapatan yang beragam dengan kontributor utama berasal dari bisnis jasa konstruksi. Selanjutnya diikuti oleh bisnis beton melalui anak usahanya, serta beberapa usaha lainnya di sektor properti dan perdagangan.

"Untuk 2011, kami perkirakan Wika membukukan pendapatan Rp7,7 triliun dengan laba bersih Rp309 miliar," tuturnya.

Sementara itu, target harga saham perseroan diperkirakan mencapai Rp600 per unit (12 bulan) dengan menggunakan metode arus kas terdiskon (discounted cash flow/DCF). Total aset diperkirakan mencapai Rp6,16 triliun pada 2011 dengan ekuitas diproyeksikan Rp1,93 triliun.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas


2. PT Jasa Marga Tbk

Jalan tol Cipularang saat baru dibuka

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Jasa Marga berencana melakukan ekspansi di bidang properti dengan mengembangkan kawasan di sekitar jalan tol yang dioperasikannya. Perseroan akan bekerja sama dengan perusahaan jasa konstruksi dalam merealisasikan rencana itu.

"Jasa Marga memiliki luas lahan sekitar 40 hektare yang akan dikembangkan menjadi kawasan perumahan yang didukung oleh sarana dan prasarana yang dibutuhkan," ujar Maxi dalam analisisnya.

Upaya tersebut dilakukan perseroan karena pertumbuhan industri properti dalam jangka panjang masih menjanjikan. Selain bisnis properti, dia menambahkan, Jasa Marga akan mengembangkan lokasi istirahat (rest area) di sejumlah ruas tol yang dioperasikannya.

"Dengan melakukan ekspansi usaha di sektor properti, kami nilai sangat baik untuk menunjang pertumbuhan kinerja perseroan dalam beberapa tahun ke depan," kata dia.

Daerah di sekitar jalan tol, menurut dia, merupakan kawasan strategis untuk wilayah perumahan karena aksesnya yang baik. Akses dan lokasi yang menguntungkan itu sangat dibutuhkan untuk pengembangan bisnis properti.

"Kami belum melakukan proyeksi terhadap potensi bisnis di sektor properti ini karena waktunya masih panjang," tuturnya.

Namun, untuk 2011, Maxi memperkirakan Jasa Marga akan membukukan pendapatan Rp5 triliun dengan laba bersih Rp1,6 triliun. "Target harga saham Jasa Marga Rp3.400 per unit (12 bulan) dengan menggunakan metode DCF," ujarnya.

Total aset diperkirakan mencapai Rp20,04 triliun hingga akhir 2011. Sementara itu, ekuitas diproyeksikan sebesar Rp9,19 triliun.

[dok. SKK Migas]

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berkomitmen untuk terus meningkatkan komersialisasi minyak dan gas bumi (migas) di Tanah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024