Pertamax Mahal

Hatta Takut Konsumen Lari ke Premium

BBM: Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Pemerintah menyatakan kenaikan harga bahan bakar minyak  non subsidi jenis Pertamax dikhawatirkan akan menyebabkan masyarakat kembali beralih menggunakan Premium. Akibatnya, anggaran negara bisa membengkak.

"Memang, Pertamax masuk wilayah komersial. Jangan sampai jika harga Pertamax terlalu tinggi, semua beralih ke Premium," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, di Jakarta, Jumat, 4 Februari 2011.

Hatta mengatakan, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat selama ini sepakat menjaga agar volume Premium tidak bertambah tahun ini. Dengan pertimbangan itu, pemerintah berupaya agar tidak ada pembengkakan volume subsidi melalui program pembatasan Premium.

"Kami punya pemikiran, yang kaya, sudah lah jangan lagi menggunakan minyak-minyak bersubsidi," kata dia.

Dia menyadari bahwa Pertamax termasuk jenis bahan bakar minyak yang harganya tidak diatur pemerintah, karena masuk dalam ranah komersial.

Daftar Harga Pangan 16 April 2024: Beras hingga Daging Turun

Per 3 Februari 2011, harga Pertamax di wilayah Jakarta yang awalnya sempat  naik menjadi Rp8.050, kini menjadi Rp7.950 per liter.

Minyak Dunia

Hatta juga sempat mengomentari mengenai kenaikan harga minyak dunia yang kini sudah menembus US$100 per barel.

Fluktuasi harga minyak dunia, menurut Hatta, secara langsung akan mempengaruhi penerimaan negara. Setiap kenaikan US$1 per barel akan memberikan pemasukan kepada negara.

Namun, dia menjelaskan, kenaikan minyak mentah dunia juga menyebabkan beban pemerintah untuk keperluan subsidi turut melonjak, demikian pula pengaruhnya kepada sektor-sektor lain.

Pemerintah menganggap kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini merupakan kejadian sementara dari krisis politik yang terjadi di Mesir. Selama ini, Mesir bukan masuk dalam lingkaran negara pengeskpor minyak, sehingga tidak terlalu berpengaruh pada pasokan minyak mentah dunia.

Sementara itu, mengenai keberadaan Terusan Suez di Mesir yang dikhawatirkan dapat berpengaruh pada pelayaran dunia, menurut Hatta, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Menurut Hatta, Terusan Suez merupakan jalur pelayaran internasional yang akan terus dijaga.

Dengan alasan-alasan tersebut, Menko Perekonomian meyakini bahwa krisis Mesir hanya berpengaruh sementara pada kenaikan harga minyak dunia. Apalagi, sejumlah analis menganggap harga minyak dunia sepanjang 2011 tidak akan terus berada pada level US$100 per barel.

"Permintaan dan pasokan terjaga, karena tren di Amerika Serikat menurun dan OPEC berkomitmen meningkatkan produksi sampai 1,5 juta barel. Jadi, dari situ fundamental terjaga dan kami yakin ini bersifat sementara," kata Hatta.

Meski demikian, Hatta memastikan bahwa pemerintah akan terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia agar dampaknya tidak terlalu besar.

Saat disinggung apakah harga minyak mentah dunia yang tinggi akan berpengaruh pada rencana pembatasan BBM bersubsidi, Hatta mengatakan bahwa hal tersebut harus dibicarakan lagi dengan DPR. (umi)

Bertemu Prabowo, Gibran Ngaku Bahas Peluang Koalisi dengan PDIP
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono

Heru Budi Tegaskan ASN DKI Tak Ada WFH: Media Saja Masuk

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menegaskan, tidak ada penerapan kerja dari rumah (work from home/WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) jajarannya.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024