- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Krisis utang yang melanda Eropa telah membuat sejumlah investor mengambil sikap waspada sebelum memutuskan berinvestasi. Hal itu terlihat dari pelemahan indeks harga saham gabungan dan nilai tukar rupiah.
Namun, di tengah upaya keluar dari krisis keuangan global, banyak negara yang mencoba untuk meminta bantuan dari pemerintahan negara lain maupun lembaga keuangan guna memacu belanja, pinjaman, dan dalam beberapa kasus menumbuhkan tingkat utang pemerintah.
Pengeluaran yang defisit, utang pemerintah, dan sektor swasta pada dasarnya merupakan hal yang normal bagi negara-negara barat. Namun, di tengah krisis keuangan, beberapa negara menyadari bahwa posisi utang mereka lebih mengkhawatirkan dibandingkan negara lain.
Utang luar negeri yang merupakan perpaduan dari utang, modal, dan bunga secara periodik harus dibayar oleh setiap pemerintah. Utang tersebut tak hanya berasal dari utang pemerintah, tapi juga utang yang dimiliki perusahaan atau individu kepada kreditor di luar negeri.
Untuk mengukur tingkat utang sebuah negara biasanya digunakan indikator rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB), dikalkulasikan dengan data terbaru dari Bank Dunia.
Sejak pertama kali laporan ini dibuat pada April 2009, situasi utang di sejumlah negara terbukti sangat berpengaruh pada kondisi pasar. Di sejumlah negara Eropa, tingkat utang ini telah menyebabkan organisasi internasional dan investor surat utang berupaya menekan pemerintah untuk memotong utang publik melalui penanganan yang cermat dan menambah pemotongan belanja negara.
Seperti dikutip dari laman cnbc.com, negara-negara yang membutuhkan penanganan ini merupakan negara yang memiliki utang pemerintah lebih besar pada porsi utang luar negerinya. Di antara negara itu, salah satu yang banyak disorot adalah kelompok negara yang dikenal dengan istilah PIIGS yang terdiri atas Portugal, Irlandia, Italia, Yunani, dan Spanyol.
Beruntung, Indonesia yang tercatat memiliki utang luar negeri hingga Agustus 2011 sebesar Rp1.744,34 triliun atau US$203,35 miliar tidak termasuk dalam daftar 20 negara pengutang terbesar di dunia. Indonesia tercatat masih memiliki tingkat rasio utang terhadap PDB sebesar 27,15 persen.
Inilah 10 besar sebagai negara pengutang luar negeri terbesar di dunia: (Klik di sini untuk melihat posisi AS dan negara besar Eropa lainnya)
11. Norwegia
Utang luar negeri: 251 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$640,7 miliar
PDB 2009: US$255,3 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$137,4 ribu
12. Austria
Utang luar negeri: 261,1 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$867,14 miliar
PDB 2009: US$332 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$105,6 ribu
13. Finlandia
Utang luar negeri: 271,5 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$505,06 miliar
PDB 2010: US$186 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$96,1 ribu
14. Swedia
Utang luar negeri: 282,2 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$1,6 triliun
PDB 2010 : US$354,7 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$110,4 ribu
15. Denmark
Utang luar negeri: 310,4 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$626,1 miliar
PDB 2010: US$201,7 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$113,8 ribu
16. Belgia
Utang luar negeri: 335,9 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$1,32 triliun
PDB 2010: US$394,3 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$127,1 ribu
17. Belanda
Utang luar negeri: 376,3 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$2,55 triliun
PDB 2010: US$676,9 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$152,3 ribu
18. Swiss
Utang luar negeri: 401,9 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$1,3 triliun
PDB 2010: US$324,5 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$171.528
19. Inggris
Utang luar negeri: 413,3 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$8,981 triliun
PDB 2010: US$2,173 triliun
Utang luar negeri per kapita: US$146,9 ribu
20. Irlandia
Utang luar negeri: 1.382 persen dari PDB
Total utang luar negeri: US$2,39 triliun
PDB 2010: US$172,3 miliar
Utang luar negeri per kapita: US$566,7 ribu
(art)