- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan nilai ekspor batik Indonesia hingga tahun 2010 naik 56 persen dari tahun 2006. Pada 2006 ekspor batik hanya US$14,3 juta dan kemudian naik menjadi US$22,3 juta pada 2010.
SBY menilai peningkatan itu mampu menggerakkan sektor riil tanah air. Diharapkan bergairahnya sektor riil dapat menyerap tenaga kerja yang besar sehingga pengangguran dapat ditekan.
"Lalu angka kemiskinan dapat diminimalisir. Kesejahteraan rakyat kita dan juga peningkatan kesejahteraan pengrajin batik," ujarnya saat pembukaan acara World Batik Summit 2011 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu 28 September 2011.
Presiden mengimbau agar masyarakat memupuk rasa cinta terhadap batik agar masa depan salah satu budaya ini semakin cerah. "UNESCO mengatakan batik outstanding universal values sekaligus khas dan memiliki kandungan budaya yang tinggi," terangnya.
Ketua Pembina Yayasan Batik Indonesia, Joop Ave, menambahnya wisatawan di Indonesia saat ini memiliki kontribusi pada pembelian batik cukup besar. Menurut dia, kontribusi dari wisatawan yang membeli batik sebesar Rp1 triliun.
Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik
Pakar komunikasi politik mengatakan sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini cukup populer di Jawa Timur tetapi elektabilitasnya tidak setinggi Khofifah Indar Parawansa.
