Perumahan Jadi Agenda Presiden Terpilih

VIVAnews - Presiden terpilih periode 2009-2014, harus berkomitmen melanjutkan pengembangan perumahan rakyat. Pasalnya, perumahan masih menjadi masalah krusial pemenuhan kebutuhan warga Indonesia meskipun sudah menjadi bahasan sejak 50 tahun silam.

Hal tersebut terungkap pada Pra Sarasehan Kongres Perumahan Rakyat II 2009, yang berlangsung di Menara Bank Tabungan Negara, Kamis malam, 29 Januari 2009.

Menteri Negara Perumahan Rakyat M Yusuf Asy'ari mengatakan, kendati pada era awal kemerdekaan perumahan sudah menjadi bahasan, masalah tersebut tidak terselesaikan hingga sekarang ini.

Menurut Yusuf, ada dua sebab utama yang timbul, yakni kelembagaan dan terba tasnya anggaran. Seperti, departemen yang membawahi perumahan rakyat, kadang timbul dan tenggelam setiap pemerintahan berganti. "Departemennya on-off, kadang ada kadang tidak," katanya.

Dia menambahkan, dari lima kebutuhan pokok masyarakat yaitu pangan, sandang, papan (perumahan), pendidikan dan kesehatan, perumahan termasuk yang paling tertinggal akibat terbatasnya anggaran.

Sehingga, kata Yusuf, wajar saja jika perhitungan Mohammad Hatta pada kongres perumahan pertama 1950 yang menyatakan masalah perumahan akan selesai dalam 40 tahun bakal meleset.

Dia mengakui, anggaran departemen perumahan sampai saat ini tidak memadai untuk menjalankan program perumahan rakyat. Misalnya, anggaran perumahan 2008 yang hanya 1,6 persen dari total anggaran yang terdiri dari subsidi Rp 800 miliar dan operasional.

Namun, kata dia, pada tahun ini anggaran perumahan rakyat membaik senilai Rp 3,5 triliun yang terdiri dari subsidi Rp 2,5 triliun dan operasional Rp 1 triliun. "Persentase anggaran 0,3 persen dari total anggaran," ujar yusuf.

Yusuf menuturkan, anggaran yang minim membuat banyak program perumahaan rakyat tidak terwadahi karena kekurangan dana seperti landbanking, sewa beli atau menambah perumahan swadaya.

Ketidakjelasan kelembagaan dan anggaran, ujar dia, juga menjadi penyebab provinsi dan kabupaten kota sulit mewujudkan kebutuhan perumahan rakyat. Padahal, jumlah penduduk yang tidak memiliki rumah pada 2007 tercatat sangat besar mencapai 4,6 hingga 4,8 juta Kepala Keluarga (KK).

"Jadi, semakin dekatnya pemilihan presiden, membuat calon presiden lima tahun ke depan harus berkomitmen pada perumahan rakyat," tutur Yusuf.

Kebakaran Toko Frame di Mampang Jaksel Padam Setelah 16 Jam
Mobil-mobil terendam banjir di Dubai

Viral Muazin di Dubai Ubah Lafal Azan saat Badai, Apa Hukumnya?

Momen seorang muazin di Dubai merubah lafadz ‘Hayya alas-solaah," yang berarti ‘marilah sholat’ menjadi, ‘Shollu fii rihalikum’ viral di media sosial.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024