Gita: RI Bisa Terkena Dampak Krisis

Gita Wirjawan pada penutupan Trade Expo Indonesia (TEI) 2011
Sumber :
  • Kementerian Perdagangan

VIVAnews - Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan mengatakan, kemungkinan besar Indonesia akan terkena dampak krisis ekonomi global, meski ketahanan ekonomi Indonesia terutama perdagangan domestik dinilai cukup kuat.

"Probabilitas kapan terjadinya resesi atau kekhawatiran perekonomian itu cukup besar, itu pasti akan berdampak ke Indonesia. Resesi yang terjadi di negara-negara itu akan berdampak pada aktivitas ekonomi di seluruh negara, termasuk Indonesia," kata Gita Wirjawan, usai ceramah ekonomi bersama ekonom AS, Nouriel Roubini, dengan tema 'Global Economic Challenges and its Impact on Indonesia' di kantor BKPM, Jakarta, Senin, 24 Oktober 2011.

Namun, Gita mengakui, struktur ekonomi Indonesia yang masih berbasis konsumsi domestik sangat dipuji oleh Roubini. Sebab, Indonesia dan India adalah dua negara yang bisa menjadi contoh karena dapat membuahkan ketahanan ekonomi.

"Tapi, di luar itu --pujian Roubini--, kita harus menyikapi apa pun yang harus dilakukan untuk menjaga laju ekspor supaya jangan kena imbas krisis. Indonesia harus benar-benar hati-hati dan berjaga diri," kata dia.

Selain itu, Gita menuturkan, ekonomi Indonesia berbeda dengan China. Negeri Tirai Bambu itu berbasis ekspor sekitar 60-70 persen, sedangkan Indonesia berbasis konsumsi domestik.

Meninggal 2020! Makam Melisha Sidabutar Dibongkar dan Dipindah Biar Dekat Melitha Sidabutar

Justru, lanjut Gita, pernyataan Roubini ini bisa memperkuat terjadinya dampak yang mungkin kurang positif dari negara-negara Amerika dan Eropa terhadap Indonesia.

"Yang pasti, kita harus memperkuat pasar dalam negeri dan yang kedua menjaga ekspor, supaya tidak turun. Target ekspor tahun ini kan US$200 miliar dan nggak gampang untuk dicapai," ungkapnya.

Gita melanjutkan, yang harus diperkuat adalah sumber daya alam agar mencapai sesuatu yang lebih untuk ekspor Indonesia. Kedua, pembangunan infrastruktur yang merupakan kunci dari perbaikan ekonomi.

"Itu kunci sekali, infrastruktur harus disikapi agar bisa terus menjaga biaya. Agar biaya transportasi tidak terlalu mahal. Untuk itu, tentunya akan membuahkan tekanan terhadap inflasi," kata Gita.

Ketiga, Gita menambahkan, dengan adanya dampak yang tidak positif dari seluruh dunia, Indonesia akan terpengaruh dari sisi kapasitas untuk mengirim barang ke luar negeri atau ekspor.

"Tentunya, itu juga akan sangat berdampak terhadap perekonomian kita. Tetapi, tentu saja hikmahnya, kedudukan ekonomi kita yang sangat berbasis pada konsumsi domestik akan lebih kuat dibandingkan dengan negara-negara tetangga," tuturnya.

"Roubini mencontohkan India dan Indonesia, dua negara di Asia Pasifik yang secara struktural baik sekali dari sisi konsumsi domestik, yang akan menghasilkan ketahanan jangka menengah dan ke depan," ungkapnya.

Namun, Gita menambahkan, Indonesia harus meningkatkan kapasitas pendidikan, manufaktur, dan semua yang dapat menunjang ekonomi.

Kendati demikian, Gita menjelaskan, pihaknya belum dapat menilai titik keseimbangan antara kebutuhan ekspor dan impor agar tidak terpengaruh besar oleh krisis ekonomi dunia.

"Itu harus ditopang oleh konsumsi domestik. Juga harus ditopang oleh penambahan nilai. Hanya bisa dilakukan kalau infrastrukturnya beres agar biaya lebih murah, juga SDM-nya, pembangunan SDM dan skill harus ditingkatkan," ujar Gita. (art)

Momen Penuh Tawa Prabowo dan Gibran di Acara Halal Bihalal Sekeluarga
Kecelakaan Mobil Tertabrak Kereta Api

Two Killed Over Car Hit by Train in Brebes

 A deadly accident happened at a railway crossing without a barrier in Kluwut Village, Bulakamba District, Brebes Regency, Central Java on Wednesday.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2024