Transaksi Trade Expo Lampaui Target

Klaster Industri
Sumber :
  • ANTARA/Saptono

VIVAnews - Kementerian Perdagangan menyatakan nilai transaksi Trade Expo Indonesia ke-26 yang digelar pada 19-23 Oktober 2011 melampaui target yang dipatok. Dari target US$380 juta, Trade Expo mampu mencapai transaksi US$464,5 juta.

"Transaksi produk jasa sebesar US$238,5 juta dan barang sekitar US$226 juta," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, dalam konferensi pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2011.

Dalam komposisi hasil transaksi produk ekspor, Bayu melanjutkan, furnitur mendominasi dengan pangsa sebesar 40,8 persen, diikuti produk pertanian 10,27 persen, kerajinan 9,39 persen, serta perhiasan dan aksesoris 7,76 persen.

Rumah Dekat Asrama Brimob di Slipi Dilahap Si Jago Merah, 17 Mobil Pemadam Dikerahkan

Sementara itu, produk tekstil dan produk tekstil tercatat 5,61 persen, kosmetik dan herbal 4,89 persen, kopi 2,6 persen, makanan dan minuman 2,52 persen, produk kayu 2,52 persen, serta produk kimia 1,81 persen.

"Sedangkan dari sektor jasa, sebagian besar hasil transaksi disumbang dari permintaan tenaga kerja di bidang kesehatan, baik medis maupun paramedis," kata Bayu.

Salah satu produk potensial, menurut Bayu, yang dipamerkan pada TEI kali ini adalah kerajinan tangan berbentuk tas yang dikombinasi dengan motif batik. Tas batik ini, kata dia, memiliki desain cukup unik dan menarik.

"Beberapa pembeli mancanegara seperti asal Iran bahkan menunjukkan ketertarikannya terhadap produk itu dengan melakukan kesepakatan trial export," ungkapnya.

Terjadinya beberapa kesepakatan dagang, lanjut Bayu, antara peserta pameran dan pembeli adalah bukti bahwa TEI merupakan sarana yang efektif sebagai wadah pertemuan business to business (B to B).

"Tidak hanya perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempromosikan produknya ke pasar internasional, tetapi UKM (Usaha Kecil dan Menengah) juga berpotensi melakukan ekspor," kata dia.

Selama penyelenggaraan TEI, Bayu menuturkan, telah dikunjungi 8.311 pembeli dari 92 negara mitra yang datang. Jumlah kunjungan itu, menurut dia, melampaui target yang ditetapkan sebanyak 8.300 pembeli. "Jumlah buyers terbanyak berasal dari negara emerging market dan non tradisional," ungkapnya.

Hingga hari terakhir, Bayu menambahkan, pembeli dari negara emerging market dan non tradisional mencapai 86,55 persen. Antara lain berasal dari India, Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Bangladesh, dan Iran. Sementara itu, pembeli dari negara tradisional, hanya sebesar 13,45 persen yang berasal dari Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

"Besarnya jumlah buyers dari negara emerging market dan non tradisional menunjukkan keberhasilan kebijakan diversifikasi pasar kita. Diharapkan pengembangan ekspor ke pasar-pasar non tradisional ini dapat meminimalisasi dampak krisis yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa kepada perekonomian Indonesia," ungkapnya.

Selama TEI berlangsung, Bayu melanjutkan, pemerintah Indonesia menerima misi dagang dari 44 negara dengan total keseluruhan delegasi sebanyak 1.254 orang. Misi dagang terbesar dengan jumlah delegasi 98 orang adalah dari India.

Wamendag mengatakan, yang menggembirakan adalah kehadiran beberapa misi dagang dari pasar-pasar potensial Indonesia seperti Nigeria, Namibia, Afganistan, dan Hungaria.

"Delegasi itu umumnya hadir bukan hanya untuk TEI, tetapi juga menjajaki kemungkinan membangun jaringan bisnis dan potensi investasi yang ada di Indonesia," kata dia. (art)

BMW i5 eDrive40 M Sport meluncur di Indonesia

Alasan Sedan Listrik BMW i5 Belum Memiliki Harga

Beberapa waktu lalu, BMW Group Indonesia baru saja meluncurkan sedan listrik terbaru untuk pasar Indonesia, yang memiliki nama BMW i5 eDrive40 M Sport.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024