Adira: Uang Muka Kredit Motor Cukup 10%

Buruh di pabrik perakitan sepeda motor di Karawang.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk menyatakan rencana kenaikan uang muka kredit kendaraan bermotor yang diusulkan Bank Indonesia harus dikaji secara menyeluruh. Sebab, dengan uang muka kredit kendaraan bermotor yang diterapkan saat ini, dampaknya cukup positif.

"Seharusnya melihat konteks industri secara total. Karena, selama ini memberikan dampak positif, misalnya terkait penyerapan tenaga kerja, membantu rutinitas masyarakat, dan juga dipakai untuk ojek," kata Direktur Utama Adira Dinamika Multi Finance, Stanley Setia Atmadja, usai paparan publik penerbitan obligasi di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Rabu 16 November 2011.

Stanley mengatakan, saat ini kisaran uang muka kredit kendaraan bermotor secara keseluruhan mencapai 5-15 persen. "Sangat marketable. Jika BI menetapkan agar uang muka naik, konsumen dan industri akan mengalami kerugian," kata Stanley.

Dia menjelaskan, saat ini, Adira menerapkan ketentuan uang muka kredit kendaraan bermotor 5-20 persen. "Ya, average-nya jangan terlalu rendah. Jika memang uang muka kredit motor benar naik, ya minimum 10 persen lah," ujar Stanley.

Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Danamon Tbk, Anton Gunawan, mengatakan, rencana kenaikan uang muka kredit kendaraan bermotor yang diusulkan Bank Indonesia diharapkan bisa membuat perusahaan pembiayaan lebih selektif dalam memberikan kredit kepada konsumen. Hal itu juga diharapkan akan membuat penerapan manajemen risiko yang lebih baik.

"Nanti ujung-ujungnya kena ke bank. Penerapannya ngaco, seenaknya, tidak melihat siapa, risiko orang yang menerima kredit bagaimana, kolateralnya bagaimana," ujar Anton dalam perbincangan dengan VIVAnews, di Jakarta.

Anton menilai usul BI menaikkan uang muka kredit motor lebih diarahkan untuk menjaga tingkat kehati-hatian (prudent) dari perusahaan pembiayaan yang mendapatkan dana pinjaman dari bank.

Seperti diketahui, BI kembali mengungkapkan kekhawatirannya atas tingginya pertumbuhan kredit otomotif yang disalurkan perusahaan pembiayaan atau multifinance.

Pemberian kredit kendaraan bermotor yang tidak hati-hati dikhawatirkan akan mendorong terciptanya gelembung (bubble) ekonomi. Potensi itu terlihat dari rendahnya kewajiban setoran uang muka yang harus diserahkan oleh calon konsumen.

Berdasarkan data BI, nilai pembiayaan kredit kendaraan bermotor yang dilakukan bank dan perusahaan pembiayaan pada 2010 tercatat Rp130 triliun, dengan estimasi baru sebesar Rp33 triliun. Dari sisi sumber dana, estimasi sebesar Rp79,35 triliun dana multifinance berasal dari perbankan.

Sementara itu, outstanding nilai pembiayaan kendaraan bermotor dari perbankan pada 2010 tercatat sebesar Rp80 triliun, dengan estimasi pembiayaan baru sebesar Rp28,4 triliun atau naik 53,9 persen (year on year). (eh)

Kasus Pemerasan Firli Bahuri Mandek, Kombes Ade Safri: Pasti Tuntas
Nikita Mirzani

Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan

Nikita Mirzani bercerita mendapatkan kekerasan baik secara fisik maupun mental dari sang mantan kekasih.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024