2009, Bisnis Reksa Dana Masih Menantang

VIVAnews - PT Schroders Investment Management Indonesia menilai industri reksa dana masih menantang di tahun ini. Pasalnya, perusahaan itu berharap penurunan suku bunga akan mempengaruhi harga obligasi.

Namun, menurut Direktur Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjoajadi, penetapan peraturan pemerintah (PP) tentang pajak reksa dana yang belum menentu bisa mempengaruhi industri reksa dana.

Megawati Belum Putuskan soal Usulan Kerja Sama dengan Prabowo

"Kami menunggu sampai ada kepastian mengenai PP pajak tersebut," kata dia saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Selasa, 3 Februari 2009.

Michael berharap, PP pajak tersebut bisa rampung pada kuartal I atau Februari 2009.

Saat ini, kata dia, reksa dana yang berpotensi diincar investor adalah reksa dana campuran. Sebab, orang masih terlalu takut untuk masuk reksa dana saham. "Reksa dana saham masih beresiko," ujarnya Michael.

Tapi, tutur Michael, pada kuartal II sampai IV tahun ini reksa dana saham diprediksi membaik. Sebab, pada kuartal IV-2008 risiko saham sudah membaik. Sedangkan kuartal I dan II-2009, orang sudah bisa menduga efek penurunan saham. Sehingga, pada kuartal III-2009 diprediksi membaik.

Dia mengakui, reksa dana terproteksi juga bermasalah dengan kepastian pajak. Sebab, pajak akan berimbas kepada surat utang negara yang akan diterbitkan. "Hal ini akan mempengaruhi reksa dana terproteksi," kata Michael.

Pada kesempatan itu, Michael mengatakan, saat ini pasar masih menunjukkan penurunan akibat banyaknya pihak yang berekspektasi bahwa deposito juga menurun. "Tapi, hal itu memperkuat reksa dana campuran di mata investor," tutur dia.   

RUPST Toba Energi Utama.

Penyewaan Kendaraan Listrik Laris Manis, Laba Bersih TBS Energi Utama 2023 Naik 77,8 Persen

Emiten energi PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengumumkan, laba bersih perseroan tercatat sebesar US$20,8 juta pada 2023.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024