- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Kalangan industri otomotif yang tergabung dalam Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan masih mencari formula yang tepat seiring wacana kebijakan konversi bahan bakar minyak (BBM). Formula itu diperlukan agar kebijakan baru pemerintah itu tidak berdampak berapa besar pada produksi kendaraan nasional.
"Ada beberapa faktor. Hanya memang kalau dibandingkan 2005 sampai 2006, jangan sampai sebesar itu," kata Ketua Gaikindo, Sudirman MR di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis, 12 Januari 2012.
Sudirman kembali menegaskan bahwa sulit untuk memprediksi dampak kebijakan konversi BBM terhadap industri otomotif nasional. Namun, satu yang pasti, kebijakan itu akan berpengaruh pada masyarakat kelas menengah ke atas yang sudah diwajibkan menggunakan BBM jenis pertamax.
Kalangan pelaku industri kendaraan bermotor, lanjut Sudirman, saat ini terus berkoordinasi guna mematangkan persiapan peralihan penggunaan BBM ke bahan bakar gas (BBG).
Bahkan setiap agen tunggal pemegang merek (ATPM) diketahui tengah mempersiapkan purwa rupa (prototype) kendaraan yang bisa menggunakan BBG. "Daihatsu grandmax membuat prototype dengan BBG," kata Sudirman.
Saat disinggung mengenai pengadaan alat converter kit-nya, Sudirman memastikan hal tersebut, secara teknis, masih bisa dilakukan. "Namun untuk pengadaannya (memang) mahal, sampai Rp15 juta," ujarnya.
Terungkap! Ini Identitas Selebgram Terjerat Kasus Narkoba di Jaksel, Salah Satunya Chandrika Chika
Sebelumnya, beberapa selebgram diamankan terkait dugaan penyalahgunaan narkoba. Mereka diamankan Polres Metro Jakarta Selatan.
