Presiden Tak Sewa Pesawat, Garuda Merugi

Pesawat Baru Garuda Indonesia
Sumber :
  • ANTARA/ Yudhi Mahatma

VIVAnews - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengungkapkan bahwa pembelian pesawat kepresidenan yang akan datang pada 2013 mendatang akan membuat pendapatan perseroan turun hingga jutaan dolar.

Prof Yudan dan Pejabat BPIP Melayat ke Rumah Kayla Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, hal itu terjadi karena selama ini pemerintah menyewa pesawat untuk perjalanan presiden kepada perseroan.

"Garuda itu turn over-ya US$3 miliar per tahun, pemakaian pesawat kepresidenan mungkin jutaan dolar," kata Emirsyah, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat 10 Februari 2012.

Emirsyah mengakui, jika pemerintah tidak lagi menyewa pesawat kepresidenan ke Garuda, akan berpengaruh pada pendapatan perseroan. Namun, ia menegaskan pengaruhnya dinilai kecil jika dibandingkan pendapatan yang diterima perseroan per tahunnya.

"Tapi pengaruhnya ada, pesawat yang harusnya kita bisa sewa, ya tidak disewa lagi, ya pasti berpengaruh," ujarnya.

Ketika ditanya apakah sewa pesawat kepresidenan mencapai US$200 juta pertahun, Emirsyah tidak menyangkal dan mengiyakan. Dia hanya mengatakan bahwa sistem penyewaan itu murni berbentuk bisnis semata.

"Saat ini, Garuda menyewakan pesawat kepresidenan sesuai pasar dan benar-benar as a bussiness," kata Emirsyah.

Emirsyah mengaku bahwa Garuda hanya menyiapkan pesawat, karena sepenuhnya menyerahkan kepada Sekretariat Negara untuk menggunakan atau tidak.

Emirsyah menyangkal bahwa sistem sewa yang dilakukan Garuda pada pesawat kepresidenan dilakukan per tahun. Dia menegaskan, sistem sewanya dilakukan per perjalanan.

"Tidak ada kontrak, jadi kalau mau melakukan perjalanan ke sini berapa, ke situ berapa. Sama saja dengan kalau orang luar menyewa, cuma totalnya kan banyak jadi diakumulasikan setahun," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Lambock V. Nahattands menyatakan, pesawat kepresidenan Republik Indonesia akan tiba di Tanah Air pada bulan Agustus 2013.

Serah terima badan pesawat itu sendiri telah dilakukan pada 21 Januari 2012 atau 20 Januari waktu AS dari pabrikan Boeing kepada pihak Indonesia.

Pesawat RI 1 berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green Aircraft itu dibeli Indonesia seharga US$91,2 juta atau sekitar Rp820 miliar, dengan rincian: US$58,6 juta untuk badan pesawat, US$27 juta untuk interior kabin, US$4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$1,1 juta untuk biaya administrasi. (eh)

Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas Bawa Bungkusan Pakaian Bekas di Trotoar Margonda
Hakim Agung Suharto

Pernah Anulir Vonis Mati Sambo, Kabar Majunya Suharto jadi Wakil Ketua MA Dikritisi

Pencalonan Hakim Agung Suharto sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung menuai respons negatif karena Suharto pernah menganulir hukuman mati untuk Ferdy Sambo.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024