- Fanny Octavianus
VIVAnews - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menilai potensi pelemahan rupiah akibat menurunnya investasi dalam surat utang negara dan besaran inflasi akan berdampak positif pada kinerja ekspor. Sebab, saat rupiah melemah, ekspor akan meningkat dan impor menurun.
"Dari sisi neraca perdagangan seperti itu," kata Kepala BKPM, Gita Wirjawan, di kantornya di Jakarta, Selasa 28 Februari 2012.
Menurut dia, kekhawatiran terhadap inflasi akan menurunkan suku bunga riil. Pada saat itu, gairah pembelian surat utang negara akan ikut tergerus. "Dan bisa diikuti dengan potensi pelemahan rupiah," ujarnya.
Ekspektasi inflasi, dia mengatakan, turut berdampak pada perlambatan pembangunan infrastruktur. Sedangkan infrastruktur yang tidak mumpuni nantinya akan mendongkrak besaran inflasi riil.
Untuk itu, ke depan, Gita menambahkan, pemerintah akan lebih mengarahkan investasi Indonesia pada sektor infrastruktur. Sebab dengan pembangunan infrastruktur yang baik, pemerintah bisa mengendalikan laju inflasi.
"Kalau infrastruktur berjalan baik, pertumbuhan ekonomi 6,5 persen akan tercapai, walau ada kekhawatiran kenaikan harga," ujar Gita.
Seperti diketahui, kekhawatiran terhadap inflasi di Indonesia meningkat setelah pemerintah mengumumkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bank sentral memperkirakan kenaikan harga BBM membuat inflasi berada di posisi 5,5 persen.
Dalam data perdagangan Reuters, nilai tukar rupiah sore ini berada pada Rp9.020 per dolar AS. Rupiah sedikit menguat setelah sebelumnya sempat menyentuh Rp9.160 per dolar AS. (art)
Ramalan Zodiak Kamis 25 April 2024, Libra Lajang Bertemu Seseorang Istimewa
Ramalan zodiak Kamis, 25 April 2024. Aries ingin menjauh dari realitas sejenak. Bagi Libra yang lajang, mungkin ada kesempatan untuk bertemu seseorang yang istimewa.
