- World Bank
VIVAnews - Negara-negara berkembang dikabarkan bakal mengusung dua nama dalam perebutan posisi presiden Bank Dunia yang bakal ditinggalkan Robert Zoellick. Kedua nama itu adalah Ngozi Okonjo-Iweala dan Jose Antonio Ocampo.
Okonjo-Iweala adalah menteri keuangan Nigeria dan dianggap memiliki peluang lebih besar. Selain sebagai ekonom, dia juga merupakan diplomat. Sementara itu, Ocampo adalah mantan menteri keuangan Kolombia.
Seperti dikutip dari laman Reuters.com, Kamis, 21 Maret 2012, Okonjo-Iweala mendapat dukungan dari pemerintah Brasil dan Afrika Selatan. Hal itu menjadikannya sebagai kandidat paling mengancam calon dari Amerika Serikat.
Tiga orang sumber Reuters.com, mengatakan nominasi Ocampo yang saat ini menjadi profesor di Universitas Columbia, New York, AS bakal diajukan secara resmi oleh Brasil.
Sementara itu, seorang sumber lain mengatakan, Okonjo-Iweala rencananya akan dinominasikan pada Rabu. Dua sumber lain mengatakan nominasi akan dilakukan pada Jumat.
Penominasian itu akan disampaikan kepada 25 anggota dewan Bank Dunia dan diputuskan dalam sebulan mendatang.
Pencalonan Okonjo-Iweala kabarnya telah memperoleh restu dari Presiden Nigeria, Gooluck Jonathan, yang telah merekrutnya menjadi anggota kabinet setahun lalu.
Keputusan untuk mencalonkan Okonjo-Iweala dan Ocampo dilakukan setelah diskusi panjang di antara negara berkembang di dewan Bank Dunia, termasuk China dan India.
Dua sumber Reuters mengatakan, Direktur Bank Dunia asal Afrika Selatan, Renosi Mokate, yang juga mewakili Nigeria dan negara Afrika yang menggunakan bahasa Inggris, dikabarkan telah terbang ke Abuja, ibukota Nigeria, untuk berkonsultasi dengan Okonjo-Iweala mengenai pencalonannya tersebut.
"Pribadi yang mengesankan dari Ocampo dan Okonjo-Iweala telah memicu tekanan bagi Gedung Putih untuk menominasikan calon dengan tingkat kemampuan yang sama," kata mantan anggota dewan Bank Dunia, Demenico Lombardi.
Okonjo-Iweala yang pernah menjabat managing director Bank Dunia dan Ocampo sebagai mantan pejabat PBB, bakal bersaing bersama Jeffrey Sachs, ekonom AS, yang kabarnya dicalonkan negara-negara kecil. (art)
Hari Kedua Pasca-Libur Lebaran, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kelima di Dunia
Kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang terburuk kelima di dunia pada hari kedua pasca-liburan Idul Fitri, Rabu pagi.
