- kabar siang-tvOne
VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, 'mengamuk' lagi. Kali ini, Dahlan membuka paksa pintu tol di ruas Ancol Barat, Jakarta, yang menjadi langganan kemacetan.
"Pintu tol Ancol Barat luar biasa macetnya," kata Dahlan Iskan dalam instruksinya kepada Deputi Infrastruktur dan Logistik Menteri BUMN, Sumaryanto Widayatin, di Jakarta, Senin, 9 April 2012.
Seperti dikutip VIVAnews dari pesan BlackBerry Messenger Kepala Bagian Humas dan Protokol Kementerian BUMN, Faisal Halimi, Dahlan kembali turun dari mobilnya dan langsung membuka pintu tol tersebut. Seperti kejadian sebelumnya, sejumlah mobil pun bisa masuk jalan bebas hambatan tanpa membayar tiket sepeser pun.
Dari laporan petugas tol, Dahlan mengetahui bahwa ruas jalan tol tersebut memang selalu mengalami kemacetan setiap hari. Melihat kemacetan panjang kali ini, Dahlan pun sempat membuka jalur loket yang ada di pintu gerbang tersebut.
Mendapati masih adanya pintu gerbang jalan tol yang mengalami kemacetan, Dahlan menginstruksikan kepada Sumaryanto agar operator jalan tol segera menempatkan petugas penarik karcis yang berdiri.
"Setidaknya tambah empat orang. Tolong langsung dilaksanakan," instruksi Dahlan kepada deputinya tersebut.
Sebelumnya, insiden pembukaan paksa jalan tol pernah dilakukan Dahlan Iskan pada 20 Maret 2012. Kesal dengan antrean di pintu tol dalam kota Jakarta, dekat Semanggi menuju Slipi yang mencapai 30 mobil lebih, Dahlan membuka paksa pintu gerbang tol itu.
Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 06.10 WIB itu bahkan diwarnai pelemparan tempat duduk petugas PT Jasa Marga Tbk yang kala itu masih kosong.
Amuk Dahlan kala itu sebetulnya bukan tanpa alasan. Mantan dirut PT Perusahaan Listrik Negara itu, sebetulnya sudah menegur 3 bulan sebelumnya. (art)
Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian
Menurut Sekjen AMMI Arip Nurahman, langkah dilakukan Prabowo ini, agar menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari terjadinya perpecahan diantara sesama anak bangsa.
