Hotel Baru Menjamur, Sri Sultan Khawatir

Tugu Yogyakarta.
Sumber :
  • flicker - Jendela Kata

VIVAnews - Tren pertumbuhan jumlah hotel di kota tujuan wisata sejarah, Yogyakarta, terus menunjukan kenaikkan. Namun kondisi itu justru dikhawatirkan bisa memicu berkurangnya tingkat hunian di hotel-hotel tersebut.  

Pengakuan Juru Parkir Liar Istiqlal Patok Rp 150 Ribu hingga Beda Fasilitas Kelas BPJS Kesehatan

Setidaknya pada tahun 2012 ini tercatat akan ada penambahan 17 hotel baru yang dibangun. Pembangunan hunian ini telah mendapatkan ijin dari kabupaten atau kota di DI Yogyakarta.

“Dengan berdirinya 17 hotel baru di Yogyakarta ini akan ada tambahan sekitar 1.000 kamar lagi sehingga saya khawatir tingkat hunian hotel di Yogyakarta ini akan menurun,” kata Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultah Hamengkubuwono X, di Yogyakarta, Selasa, 24 April 2012.

Sri Sultan mengaku, pemerintah provinsi (Pemprov) DI Yogyakarta tidak mempunyai wewenang untuk melarang pendirian hotel baru. Sebab, seluruh proses pemberian ijin pendirian hotel telah diserahkan sepenuhnya kepada  bupati dan walikota.

Selama ini, Pemprov DI Yogyakarta hanya mempunyai kewenangan dalam koordinasi dalam pemberian ijin pembangunan hotel baru.

“Bagi  kami sulit untuk melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota, kalau  mereka dalam memberikan ijin pendirian hotel pertimbangannya hanya  untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah)  tanpa  pertimbangan bagaimana supaya investor membangun hotel yang feasible,'' kata Sri Sultan.

Kekhawatiran serupa juga diutarakan Sekretaris Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DI Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono. Dia mengungkapkan, tingkat hunian hotel kelas bintang di kawasan ring satu atau Malioboro saat libur panjang akhir pekan, sudah mengalami penurunan 10 hingga 15 persen. 

Putri Isnari Ungkap Kebahagiaan Setelah Menikah, Ria Ricis : Halah, Baru Juga 1 Bulan

Penurunan itu terjadi setelah pembangunan hotel baru di bekas Ibukota Indonesia itu terus bertambah. “Penurunan tingkat hunian hotel itu sudah terjadi dalam kurun waktu terakhir ini khususnya di kawasan ring satu," kata dia.

PHRI mengusulkan agar pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor  wisata agar mempergiat promosi wisata di Yogyakarta agar dapat mendongkrak kunjungan wisatawan. Langkah itu diharapkan bisa mengatur agar “kue-kue” wisatawan ini dapat terbagi merata ke seluruh hotel yang ada di Yogyakarta.

“Ini tugas yang tidak ringan bagi pelaku wisata karena butuh kerja keras dan saling mendukung dari pelaku wisata. Pemerintah dalam hal ini juga harus memperhatikan infrastruktur yang ada di Yogyakarta agar tidak terjadi kemacetan ketika wisatawan berbondong-bondong datang ke Yogyakarta,” ujarnya.

Daftar Pemimpin Negara yang Menjadi Buronan LCC, Terbaru dan Terlengkap!
Kadisdik Sumut, Abdul Haris Lubis.(B.S.Putra/VIVA)

Sekolah Jangan Paksa Siswa Ikut Acara Perpisahan

"Mewajibkan itu, tidak boleh. Jangan samakan semua kondisi ekonomi orang tua siswa itu. Apa lagi, siswa itu termasuk orang tidak mampu," jelas Haris.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2024