- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Direktur Keuangan PT Bank Mandiri Tbk, Pahala Mansury menilai perbankan Indonesia masih lemah dari sisi permodalan dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asia Tenggara atau ASEAN Community. Bank di Tanah Air dinilai kalah kelas dibandingkan bank asing seperti OCBC Bank maupun bank-bank asal Malaysia.
"Dari sisi permodalan, bank di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan bank asing. Bank asing rata-rata memiliki modal di atas US$15 miliar," kata Pahala dalam sambutannya di acara "Indonesia Menuju ASEAN Community" di Jakarta, Senin, 14 Mei 2012.
Dari catatan Bank Mandiri, saat ini perbankan asal Negeri Jiran Malaysia memiliki modal di atas US$10 miliar, sedangkan bank-bank di Thailand sudah di atas US$ 7,8 miliar. Kondisi itu berbeda jauh dengan kondisi permodalan bank asal Indonesia yang rata-rata hanya memiliki US$6,9 miliar.
"Indonesia perlu bersaing dengan bank-bank ASEAN lain, ini dipengaruhi kemampuan untuk membentuk ekuitas. Permodalan perbankan Indonesia (capital adequacy ratio/CAR) sekitar 15,5 hingga 16 persen. Kalau kredit 20 hingga 22 persen sampai 2015," kata Pahala.
Kendati masih lemah dalam sisi permodalan, Pahala mengakui pertumbuhan kelas menengah masyarakat Indonesa dalam kurun waktu 7 tahun mendatang, bisa mendorong kinerja bank nasional. Kelas menengah ini akan tumbuh sebanyak 20 juta jiwa.
"Ini akan menggerakkan perekonomian Indonesia," tambahnya.
Pahala menjelaskan, jumlah kelas menengah Indonesia sebanyak 20 juta jiwa itu setara dengan populasi masyarakat di Malaysia. Bahkan, jika dibandingkan Singapura, kelas menengah itu hampir 5 kali lipat dari populasi Negara Macan Asia Tenggara tersebut. (art)
Survei di Atas 50 Persen, Elite Golkar Dorong Ridwan Kamil Maju Pilgub Jabar Ketimbang Jakarta
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan Golkar cenderung mendorong Ridwan Kamil (RK) maju di Pilkada Jawa Barat ketimbang DKI Jakarta.
