Rajawali Ingin Tambah Saham di META

Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang (Casablanca)
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menyetujui pengangkatan Managing Director Rajawali Corporation, Darjoto Setyawan, sebagai komisaris utama perseroan.

Hasil Liga 1: Persis Solo Legowo Akui Kemenangan Tim Tamu Persita Tangerang

"Ada perubahan susunan komisaris, Darjoto Setyawan menjadi komisaris utama, menggantikan John Scott Younger," kata Presiden Direktur Nusantara Infrastructure, M Ramdani Basri, dalam paparan publik perseroan, di Hotel JW Marriott, kawasan Megakuningan, Jakarta, Rabu 23 Mei 2012.

Sebelumnya, Darjoto menjabat sebagai komisaris di Nusantara Infrastructure mewakili Rajawali yang memiliki 23 persen saham perseroan. Setelah RUPSLB, John Scott Younger pun masih menempati jabatan di jajaran komisaris sebagai komisaris independen.

Pemerintah Sudah Kantongi Rp 112 Miliar Pajak Transaksi Kripto pada 2024

Pengangkatan Darjoto menjadi komisaris utama ini pun menjadi pertanyaan, karena saat ini pemilik mayoritas saham di Nusantara Infrastructure adalah Bosowa. Sejumlah kalangan memperkirakan pergantian jajaran komisaris ini merupakan salah satu cara Rajawali untuk menguasai Nusantara Infrastructure.

"Kami (Rajawali) memang ingin menambah kepemilikan di perusahaan, tapi kan tidak ada yang jual. Kalau ada, ya kami akan beli," ungkap Darjoto.

Tetap Kompak, Momen Eko dan Akri Jenguk Parto, Minta Penggemar Jangan Khawatir Hal Ini

Darjoto mengakui, saham Nusantara Infrastructure yang beredar di pasar belum cukup untuk menambah kepemilikan Rajawali di perusahaan infrastruktur tersebut.

Sementara itu, dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang juga diselenggarakan hari ini, disetujui mengenai laporan keuangan tahun buku 2011. Pemegang saham setuju tidak adanya pembagian dividen pada tahun ini mengingat kinerja keuangan perusahaan akhir tahun lalu masih mencetak rugi.

Pendapatan bersih konsolidasi perseroan pada 2011 mencapai Rp232 miliar atau meningkat 23,6 persen dari Rp187,62 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan yang mencapai Rp44,38 miliar itu diperoleh dari pertumbuhan pendapatan usaha jalan tol, yaitu dari Rp184,62 miliar menjadi Rp229 miliar.

Laba usaha juga meningkat 27,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari Rp68,85 miliar menjadi Rp90,23 miliar. Namun, sepanjang 2011, perseroan masih mencatat rugi bersih konsolidasi.

Selama periode itu, terjadi penurunan kerugian sebesar 21,44 persen dari Rp34,48 miliar pada tahun sebelumnya menjadi Rp27,09 miliar. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya