Tiga Skenario Pengaruh Yunani ke Indonesia

Lambang euro di depan Bank Sentral Eropa di Frankfurt, Jerman
Sumber :
  • Reuters/Kai Pfaffenbach

VIVAnews - Krisis zona eropa khususnya ketidakpastian kebijakan YUnani saat ini belum menunjukkan perbaikan yang berarti, bahkan dampaknya semakin menjalar pada negara-negara di sekitarnya. Ketidakpastian ekonomi global ini sangat rentan mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan jika Yunani terus bergejolak akan menekan nilai tukar sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah. "Ini perlu diantisipasi pemerintah," kata Fauzi di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin 28 Mei 2012.
 
Fauzi mengatakan, sedikitnya ada tiga skenario yang kemungkinan terjadi di wilayah Eropa. Skenario ini terkait penentuan rakyat Yunani terhadap kebijakan negerinya pada 17 Juni mendatang.

Skenario pertama, jika rakyat Yunani memilih partai politik yang mendukung program IMF, maka Yunani tidak keluar dari zona Euro. Artinya Yunani setuju untuk melakukan program ikat pinggang. Pada skenario ini, kemungkinan ekonomi Eropa akan mengalami kontraksi 0,8 persen dan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih pada level 6 persen. Tentunya rupiah kembali akan ke level Rp.9.000 per dolat AS pada akhir tahun.

Skenario kedua, rakyat Yunani memilih mendukung partai politik yang tidak tunduk terhadap program IMF dan Uni Eropa, sehingga dana yang akan digelontorkan tidak jadi dicairkan pada Juli mendatang. Hal tersebut, secara otomatis akan membuat Yunani kehabisan uang dan bukan hanya tidak bisa membayar utang, tetapi tidak bisa memenuhi kewajiban membayar bagi PNS, BUMN, dan pensiunannya.

Kalau ini terjadi, dan IMF maupun Uni Eropa cepat meredam krisis ini dengan menggelontorkan likuiditas ke perbankan Eropa dan menyuntik dana segar, sehingga kontraksi ekonomi Eropa tidak terlalu dalam, sekitar 2-3 persen. Pada kondisi ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di level 5,8 persen meski rupiah melemah ke Rp9.900 per dolar AS dan kembali ke Rp9.200 pada akhir tahun.

Skenario ketiga adalah Yunani keluar dari zona Eropa tetapi baik IMF maupun Uni Eropa dan bank sentral tidak cepat meredam, sehingga krisis yang ditimbulkan akan menjalar ke seluruh daratan Eropa. Krisis ini akan menimbulkan kontraksi ekonomi Eropa sebesar 5,8 persen di mana Pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut tertekan ke level 4,8 persen dan rupiah akan tembus Rp10.000 per dolar AS, dan  pada akhir tahun menguat ke level Rp9.300-9.400.

“Tapi kemungkinan terjadi untuk skenario ketiga ini peluangnya hanya 10 persen. Sedangkan yang paling mungkin terjadi adalah skenario dua, sebesar 50 persen. Tapi mudah-mudahan tidak terjadi dan tetap berada pada skenario pertama,” katanya.

Fauzi menegaskan, yang perlu dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi dampak terburuk adalah merealisasikan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sesuai dengan rencana. Sedangkan dari sisi Bank Indonesia, harus melakukan intervensi di pasar valuta asing kalau perlu bisa menaikkan suku bunga. “Tapi memang lebih cenderung ke intervensi pasar valas,” katanya.

Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diduga Dianiaya Pengasuh, Badan Diduduki hingga Kepala Dibanting
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Terminal 2 Bandara Soetta

Banyak yang Mudik H-4, Menhub Minta Maskapai Berikan Promo di H-10

Kementerian Perhubungan, mendapatkan fakta terkait dengan pergerakan penumpang dalam periode angkutan mudik Lebaran 2024. Pemudik menumpuk di H-4, H-3 lebaran Idul Fitri.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024