- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Pemerintah Vietnam sedang mencari mitra kerja sama untuk meloloskan rencananya mewujudkan pembangunan pembangkit listrik (power plant) dengan kapasitas 23 ribu megawatt.
Menurut Komisaris Utama PT Indowana Coal Mining, Renniera Latief, upaya itu membuat perusahaan BUMN Vietnam datang ke Indonesia untuk menjalin kerja sama agar Indonesia membantu mewujudkan misi mereka.
"Mereka akan membutuhkan energi yang sangat banyak," kata Latief usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak Vietnam di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Kamis 28 Juni 2012.
Proses kerja sama ini, menurut Latief, adalah kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua pihak. Sebab, Indonesia akan terbantu proyek hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. "Sedangkan Vietnam akan merasa sangat terbantu dengan adanya pasokan energi yang datang dari Indonesia," ujarnya.
Penandatanganan perjanjian itu, dia menambahkan, dilakukan untuk jangka panjang yaitu 25 tahun. Untuk proses ini memerlukan banyak pembelajaran bagi kedua pihak.
Pihak Vietnam, menurut Latief, saat ini sedang mempelajari iklim yang ada di Iindonesia. Namun, untuk nilai investasi, walaupun belum ada kepastian, ia meyakini nilainya tidak akan kecil.
"Untuk power plant dibutuhkan US$1 juta untuk satu megawatt," lanjutnya. Secara keseluruhan, Latief memperkirakan bahwa investasi yang ditanamkan Vietnam berkisar US$5-6 miliar.
Latief mengungkapkan, pihak Vietnam akan selesai melakukan studi pada akhir tahun ini. "Kami berharap, kepastian nilai investasinya bisa diwujudkan pada awal tahun depan," tegasnya. (art)
Putri Anne Blak-blakan Belum Bisa Move On dari Arya Saloka?
Putri Anne mendapat pertanyaan dari pengguna instagram tentang tips untuk bisa move on.
