Pemerintah Awasi Impor Holtikultura

Penjaja buah matoa (Pometia Sipp) di Jayapura
Sumber :
  • Antara/ Chanry Andrew Suripatty

VIVAnews - Kementerian Perdagangan menegaskan Indonesia akan terus melakukan pengawasan terhadap impor hortikultura, baik itu buah-buahan maupun sayur mayur dan lainnya.

Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, berdasarkan pengalaman sebelumnya, banyak produk hortikultura impor yang masuk bersama dengan kandungan zat kimia dan organisme pengganggu tanaman.

"Kita sudah melakukan kerja sama dengan badan karantina untuk mengawasi berbagai produk impor yang masuk, terutama produk hortikultura. Bila ditemukan indikasi adanya organisme pengganggu tanaman dan kandungan zat kimia, petugas tidak segan-segan menahan dan memusnahkannya," tegas Deddy Saleh di Sanur, Denpasar, Jumat 29 Juni 2012.

Pada 2011, sudah ada 19 importir yang terdeteksi memasukkan produk hortikultura ke Indonesia yang mengandung organisme pengganggu tanaman. Ke-19 importir tersebut masuk melalui Jakarta, Surabaya, Makassar, dan beberapa daerah lainnya.

"Jumlah ini sejauh yang tertangkap oleh petugas. Diyakini masih banyak importir hortikultura lainnya yang tidak sempat terdeteksi petugas yang pada akhirnya masuk ke berbagai pasar di Indonesia," ujar Deddy.

Produk-produk holtikultura bermasalah itu antara lain sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan seperti apel, jeruk, dan sebagainya. Selain membahayakan konsumen karena mengandung zat kimia, efek lain yang ditimbulkan antara lain merugikan produsen di Indonesia.

RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

"Di beberapa daerah di Jawa Barat, banyak petani yang gagal panen karena adanya organisme pengganggu tanaman yang tidak pernah ditemukan sebelumnya dan diduga kuat berasal dari hasil impor produk tersebut," ungkap Deddy.

Bila hasil pemeriksaan terindikasi ada importir yang nakal dan sengaja memasukan organisme pengganggu tanaman, maka pemerintah akan mengambil tindakan tegas, termasuk mencabut izin impornya.

Modus lain, lanjut Deddy, importir adalah dengan sengaja mendatangkan produk menjelang musim panen dan sengaja dilempar ke pasar dengan harga jual yang sangat rendah.

"Mereka memang sengaja mendatangkan produk jelang panen beberapa kontainer dan langsung lepas ke pasar dengan harga murah. Dengan melihat harga murah, produen Indonesia akan menjual dengan harga lebih murah lagi. Kesempatan itulah dimanfaat importir dengan membeli harga murah dan kemudian dijualnya dengan tinggi," tutur Deddy. (umi)

PSSI Buka Suara soal Dugaan Pengaturan Skor Bhayangkara FC Vs Persik
Menanam mangrove.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Dalam upaya menurunkan angka emisi karbon di Indonesia, mangrove memiliki peran penting dalam perubahan iklim dengan kemampuannya yang dapat menyerap gas rumah kaca.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024