Produksi Batu Bara Bumi Resources Melonjak

Aktivitas tambang batu bara
Sumber :
  • REUTERS/David Stanway

VIVAnews - Produsen dan eksportir batu bara terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mampu mempertahankan marjin penjualan yang lebih tinggi, di tengah fluktuasi harga komoditas karena kekhawatiran krisis zona euro.

Spekulasi pertumbuhan jangka pendek yang melambat di China dan India, juga mampu diantisipasi perseroan dengan perolehan penjualan yang membaik selama kuartal I-2012.

Selama periode itu, produksi dan penjualan Bumi Resources mencapai 15,9 juta ton, atau meningkat 11,5 persen dibanding 14,3 juta ton dan 13,9 juta ton pada periode sama tahun lalu. Pendapatan dari penjualan batu bara Bumi selama Januari-Maret mencapai lebih dari US$1 miliar, atau naik 18,6 persen dibandingkan US$849,9 juta pada periode sama tahun lalu.

"Pendapatan ini tidak termasuk 30 persen dari penjualan batu bara KPC dan Arutmin kepada Tata Power," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews di Jakarta, Kamis 5 Juli 2012.

Dileep menambahkan, harga jual rata-rata batu bara perseroan mencapai US$92,8 per ton selama kuartal I- 2012 dibandingkan US$87,7 per ton pada periode sama tahun lalu. "Harga jual ini lebih tinggi sekitar 5,8 persen. Bumi telah mendapatkan banyak manfaat dengan kontrak jangka panjang dengan pelanggan blue chip," ujarnya.

Pada akhir tahun ini, Bumi Resources berharap dapat mencapai produksi batu bara sebanyak 75 juta ton, atau meningkat dibandingkan 2011 65,9 juta ton. Sekitar 80 persen produksi batu bara perseroan sudah dikontrak dengan harga di atas US$85 per ton FOB (free on board).

Namun, peningkatan pendapatan dari penjualan batu bara selama kuartal I-2012 itu tidak diimbangi dengan perolehan laba bersih. Selama periode itu, Bumi Resources membukukan kerugian US$100,4 juta dibanding keuntungan yang diperoleh pada kuartal I-2011 sebesar US$108,2 juta.

Padahal, perseroan masih mampu membukukan laba operasi sebesar US$149,1 juta, meski turun 13,1 persen dibanding tiga bulan pertama tahun lalu US$171,7 juta.

Dileep mengatakan, penurunan laba di antaranya dipengaruhi kondisi global, situasi zona euro yang memburuk, rupiah melemah, dan penurunan aktivitas pada operasional Newmont Nusa Tenggara. Beberapa faktor ini telah memicu pembalikan laba bersih perseroan dari positif ke negatif pada kuartal I-2012.

"Tapi, sebagai pemain global kami yakin situasi akan kembali pulih," ujarnya. (sj)

Terpopuler: Pengakuan Shin Tae-yong ke Ernando, Kata Pelatih Australia Usai Dihajar Timnas Indonesia
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa

Saat hendak diamankan, massa yang geram sempat menghakimi pelaku berulang kali hingga babak belur. Bahkan polisi sempat dibuat kewalahan dengan banyaknay massa.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024