Dahlan Main Gas, Penyebab Mobil Listrik Mati

Dahlan Iskan bawa mobil listrik buatan Depok
Sumber :
  • VIVAnews/Darmawan

VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhirnya resmi memperkenalkan mobil listrik yang dirakit oleh sejumlah ahli lokal. Menempuh perjalanan dari Depok menuju Jakarta, mobil listrik Dasep ini sempat mandek dalam perjalanan menuju Badan Pengakajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Dalam tanggapan tertulis berjudul "Hari Pertama Mobil Listrik Nasional" yang diterima VIVAnews, Senin, 16 Juli 2012, Dahlan mengaku dirinya membuat kesalahan sehingga membuat mobil yang dikendarainya kehabisan daya sebelum sampai tujuan.

"Selasa sore besok saya akan coba lagi mobil listrik Ahmadi. Saya berbuat kesalahan tadi pagi," kata Dahlan. Berikut adalah tanggapan Dahlan atas "insiden" itu, yang ramai diberitakan sepanjang hari tadi.

"Selasa sore besok saya akan coba lagi mobil listrik Ahmadi. Saya berbuat kesalahan tadi pagi, terlalu main-main dengan "pedal gas" yang membuat boros pemakaian listriknya sehingga saat tiba di Jalan Thamrin, Jakarta, listriknya habis.

Saya tahu saat berangkat dari Depok tadi pagi listriknya memang tidak sampai separo. Tapi saya pikir cukup untuk perjalanan 50 km dari Depok ke BPPT di Jalan Thamrin. Ternyata, kurang 1 km lagi mobil kehilangan daya. Saya tidak mengira listriknya habis karena indikatornya masih menunjukkan belum habis. Ternyata indikatornya kurang bekerja normal.

Sebetulnya saya sudah curiga ketika sudah menempuh jarak 30 km. Ketika tiba di Pancoran, kok indikatornya menunjukkan listrik tidak berkurang. Ternyata, indikatornya belum bekerja dengan baik. Karena itu saya minta Dasep Ahmadi untuk menyempurnakannya. Ini bukan kekurangan yang berat. Besok sore sudah bisa saya coba lagi. Sekalian menyempurnakan sistem rem dan AC-nya.

Saya memang bersalah karena waktu mencoba tadi pagi sering menghentak-hentakkan gas. Maksud saya untuk menguji daya tariknya semaksimal mungkin. Tapi, cara seperti itu ternyata membuat pemakaian listrik sangat boros. Besok Selasa sore kesalahan itu tidak akan saya ulangi. Tiap hari saya akan terus mencobanya untuk menempuh jarak sejauh mungkin. Sampai mobil ini benar-benar sempurna. Tidak boleh mundur dan tidak boleh gagal. Harus bisa.

Waktu berangkat dari Depok sebenarnya semua lancar. Power-nya cukup. Setirnya juga nyaman. Waktu melewati Lenteng Agung saya memacunya sampai kecepatan 70 km/jam lebih. Saya tidak punya kesempatan memacunya lebih dari itu karena jalan raya menuju Jakarta pada jam-jam 9 pagi ruwetnya bukan main. Bahkan, ketika memasuki Pasar Minggu mulailah kemacetan. Lebih macet lagi ketika berada di sepanjang jalan Pasar Minggu Raya sampai Pancoran. Tapi semua tidak ada masalah. Memasuki Jembatan Semanggi juga sangat lancar.

Teman-teman wartawan yang berada di dua mobil yang mengikuti mobnal listrik juga terus menyorot dengan kamera mereka.

Kecurigaan muncul saat menjelang Bundaran Hotel Indonesia. Tinggal satu kilometer lagi menjelang BPPT, di Bundaran HI mobil melambat. Ahmadi yang berada di sebelah saya juga tidak tahu apa penyebabnya. Mestinya tidak terjadi. Sama sekali tidak ada kecurigaan akan habisnya listrik. Indikator masih hijau, bahkan relatif masih tidak berkurang. Kami terlalu percaya pada indikator itu.

Setelah Bundaran HI, mobil saya pinggirkan. Bukan mogok. Saya ingin ada pemeriksaan. Hasilnya: tidak ada yang salah. Mobil saya jalankan lagi tapi amat pelan. Akhirnya tepat di pintu masuk BPPT mobil tidak bisa jalan lagi. Listriknya benar-benar habis! Rencananya saya berhenti di BPPT untuk mengikuti pertemuan dengan Dewan Riset Nasional. Tapi apa boleh buat. Dari pintu depan saya jalan kaki ke ruang pertemuan.

Coba saja saya tidak buru-buru ke Halim (untuk mengikuti Bapak Presiden SBY ke Solo) saya akan coba lagi malam ini (Senin malam) setelah listrik diisi lagi penuh. Tapi karena malam ini saya di Solo, baru Selasa sore besok saya punya waktu mencoba lagi.

Kesimpulan saya: mobil ini menjadi masa depan kita!"

Israel-Iran Memanas, BI Catat Modal Asing Kabur dari Indonesia Rp 21,46 Triliun

(umi)

Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Indonesia Sesalkan Palestina Gagal Jadi Anggota Penuh PBB Karena Veto AS

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyesalkan kegagalan berulang DK PBB dalam mengesahkan resolusi keanggotaan penuh Palestina.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024