- Antara/ Hermanus Prihatna
VIVAnews - PT Bahana TCW Investment Management menargetkan pembangunan fase pertama pelabuhan Eastkal Supply Base di Panajam, Kalimantan Timur akan selesai pada awal 2013.
Manajemen Estkal telah menunjuk PT PP Tbk (Pembangunan Perumahan) sebagai kontraktor pembangunan sejumlah fasilitas dalam proyek pelabuhan yang menjadi underlying asset Reksa Dana Penyertaan Terbatas Bahana Private Equity Pelabuhan.
Direktur Utama Bahana TCW Investment Management, Edward Parlindungan Lubis, menuturkan, PP akan membangun sejumlah fasilitas pelabuhan dengan nilai kontrak Rp60 miliar.
Fasilitas yang dibangun antara lain open yard seluas 17 ribu meter persegi, gudang seluas dua ribu meter persegi, staging area 7.700 meter persegi, liquid mud plant pad (LMP) seluas 1.500 meter persegi, dan acces road sepanjang 1,2 kilometer.
"Pembangunan sejumlah fasilitas itu akan dimulai bulan ini dan ditargetkan selesai pada awal Januari 2013," kata Edward di gedung Graha Niaga, Jakarta, Selasa 24 Juli 2012.
Menurut dia, sejumlah fasilitas tersebut akan melengkapi infrastruktur yang sudah ada, mencakup jetty, gudang 522 meter persegi, water tank, dan oil tank masing-masing berkapasitas 1.500 kiloliter, perkantoran, staging area 6.400 meter persegi, dan beberapa fasilitas lain.
Seluruh fasilitas itu, termasuk yang dikerjakan PP, dibangun di lahan seluas 30 hektare yang merupakan fase I dari proyek Eastkal dengan luas lahan total 87,4 hektare.
"Awal 2013, kami berharap, manajemen Eastkal sudah bisa mengoperasikan pelabuhan itu. Karena berpotensi menangkap peluang di bidang jasa logistik penunjang sektor migas yang nilainya diperkirakan mencapai Rp180 miliar dalam dua tahun ke depan," ungkapnya.
Edward mengatakan, pembangunan sejumlah fasilitas itu guna melengkapi infrastruktur dasar yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan pertambangan minyak dan gas. Upaya itu merupakan bukti komitmen perusahaan untuk menyelesaikan proyek Eastkal.
"Dalam pelaksanaannya, proyek Eastkal memang mengalami keterlambatan, karena adanya proses permohonan perizinan dan pekerjaan teknis yang ternyata butuh waktu lebih lama, khususnya untuk penanganan tanah. Namun, kami berkomitmen kepada shareholder maupun stakeholder untuk menyelesaikan proyek tersebut," tegas Edward.
Sementara itu, Edward mengatakan, proyek Eastkal Supply Base bisa mendatangkan banyak keuntungan jangka panjang. Mengingat, tingginya kebutuhan supply base berbasis pelabuhan sebagai sarana penunjang di bidang migas, khususnya sektor hulu.
Meski proyek Eastkal Supply Base di Penajam, Kalimantan Timur baru selesai pada awal 2013, Edward mengatakan sudah ada 23 calon klien yang ingin menggunakan jasa Eastkal tersebut.
"Tingginya demand terhadap jasa logistic supply base tercermin dari data manifest client visit Eastkal periode 2010-2011," kata Edward.
Edward menjelaskan, calon klien untuk Eastkal antara lain Chevron, TotalIndonesie, dan ENI. Eastkal Supply Base pun mempunyai keunggulan lokasi strategis yang baik untuk pertambangan migas, karena kedalaman labuh kapal berbobot 10.000 DWT.
"Selain lokasi strategis untuk beroperasi pertambangan migas, lokasinya juga jauh dari permukiman penduduk," tutur Edward. (art)