Alasan Pesawat N250 Dibangkitkan Kembali

Pesawat N-250.
Sumber :
  • IPTN

VIVAnews - Ilham akbar Habibie, putra sulung Presiden RI ke-3 yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie, memaparkan alasannya untuk membangkitkan kembali proyek pesawat N-250 yang sempat tenggelam akibat krisis moneter. Pasar pesawat baling-baling (propeller) di Asia Tenggara yang besar menjadi alasannya.

Ilham menjelaskan membangkitkan kembali pesawat N-250 yang telah terkubur merupakan hal yang sangat realistis. "50 persen pasar pesawat propeller dunia ada di Asia Tenggara, bukan di Eropa ataupun Amerika," kata Ilham saat berbincang dengan VIVAnews.

Menurut Ilham, kondisi geografis Asia Tenggara sangat tepat untuk mengembangkan pesawat baling-baling. Di Eropa pesawat propeller kurang berperan karena infrastruktur kereta api yang telah bagus. Sedangkan di Amerika Serikat infrastruktur jalan telah siap sehingga orang lebih senang berpergian dengan mobil.

Berbeda dengan dua benua itu, Asia Tenggara khususnya Indonesia infrastruktur kereta api dan jalan belum tersedia dengan baik. Untuk itu dibutuhkan pesawat baling-baling yang lebih efisien dibandingkan pesawat jet untuk perjalanan singkat.

"Untuk mencapai level infrastruktur seperti di Eropa dan Amerika masih lama, butuh waktu bertahun-tahun sehingga pesawat propeller banyak sekali di Asia Tenggara," ujar dia.

Dengan pesawat propeller seperti N-250 maka harga tiket penumpang dapat lebih murah dibandingkan dengan penerbangan dengan pesawat jet. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia tenggara, membuat waktu perjalanan menjadi penting.

"Misal Jakarta-Cirebon, itu jalannya padat sekali dan waktu tempuh darat lama. Yang penting itu efisiensi waktu dan harganya murah, why not? Itu akan sangat menarik," kata anggota presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)  ini.

Selain itu, dengan memproduksi pesawat N-250 yang merupakan produk Indonesia diyakini akan memberikan keuntungan tersendiri bagi maskapai nasional. Bahkan Ilham yakin bila pesawat N-250 telah diproduksi akan diminati maskapai nasional.

"Kalau kita ada produsen pesawat dalam negeri, itu akan lebih mudah. Maskapai dapat memberikan masukan langsung ke kita. Kalau beli produsen luar negeri ada kendala bahasa, budaya lalu juga belum tentu masukan dari kita didengar," kata mantan direktur Marketing PT Dirgantara Indonesia ini.

Pesawat N-250 pernah diluncurkan pada 1995 lalu dan sempat menjadi primadona pada Indonesia Air Show 1996 silam. Sayangnya proyek N-250 terhenti saat uji coba karena minimnya pendanaan.

BJ Habibie melalui Ilham Habibie mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI) dimana 51 persen sahamnya dikuasai oleh PT Ilthabie Rekatama, sedangkan 49 persen sisanya dimiliki oleh  PT Eagle Cap yang dimiliki Erry Firmansyah, mantan dirut Bursa Efek Indonesia. Rencananya RAI akan membangun kembali pesawat N-250 yang dicetuskan Habibie.

Pelari Berbagai Kota Jawa Barat Lari Ratusan Kilometer Dukung Bima Arya Maju Pilgub
Pemain Timnas Indonesia, Justin Hubner

Reaksi Kesal Justin Hubner Terhadap Sosok Wasit Shen Yinhao

Pemain bertahan Timnas Indonesia, Justin Hubner tampak marah dan kecewa dengan sejumlah keputusan yang dibuat wasit asal Tiongkok, Shen Yinhao saat menhadapi Uzbekistan.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024