Butuh 5 Tahun Produksi Kembali Pesawat N250

Pesawat N-250.
Sumber :
  • IPTN

VIVAnews - Membangkitkan kembali produksi N-250, agar menjadi pesawat kebanggaan Indonesia, butuh proses yang tidak mudah. Dibutuhkan waktu beberapa tahun untuk mewujudkan cita-cita itu.

"Sebenarnya N-250 telah diluncurkan pada 1995, nah untuk saat ini mungkin realisasinya masih perlu 4-5 tahun lagi," kata Chief Executive Officer (CEO) PT Ilthabie Rekatama, Ilham Akbar Habibie, saat berbincang dengan VIVAnews, belum lama ini.

Seperti diketahui, untuk membangkitkan kembali proyek pesawat N-250, mantan Presiden RI BJ Habibie melalui putra sulungnya Ilham Akbar Habibie mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI). Pada perusahaan ini, PT Ilthabie Rekatama menguasai 51 persen saham, sedangkan 49 persen sisanya dimiliki PT Eagle Cap, milik Erry Firmansyah, mantan direktur utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ilham menjelaskan, selain penyempurnaan pada sistem elektronik dan penambahan kapasitas penumpang, produksi pesawat terbang memerlukan pendanaan yang kuat. Untuk tahap awal, RAI akan fokus pada pendanaan internal.

"Ke depan, kami akan mencari pendanaan melalui institusi dan terakhir ke publik," kata anggota Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu.

Namun, dia menjelaskan, orang yang tepat menjawab hal tersebut adalah Erry Firmansyah. "Karena beliau pakarnya. Saya hanya dari sisi teknis pesawat dan teknologinya," tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk tahap awal, sudah ada beberapa partisipan yang menyatakan minat untuk bergabung dalam proyek N-250 tersebut. Namun, ia belum bisa menjelaskan lebih detail. Ilham mempercayakan kemampuan Erry Firmansyah sebagai mantan dirut BEI untuk mengatasi kendala modal bagi pengembangan kembali pesawat N-250 itu.

Ribuan Orang Padati Lokasi Nobar yang Digagas NOC Indonesia dan Tim CdM
Moonton Cares dan Hope Cup kolaborasi dengan Akademi Garudaku

Moonton Cares dan Hope Cup Kolaborasi dengan Akademi Garudaku

Moonton Cares dan Hope Cup berkolaborasi dengan Akademi Garudaku untuk memajukan esports Indonesia. Mereka bergerak ke pedesaan di Jawa Timur dan Jawa Barat

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024