- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Untuk membangun sebuah pesawat Regio Prop dari konsep hingga produksi, dibutuhkan investasi hingga US$500 juta atau sekitar Rp4,7 triliun (kurs Rp9.500). Nantinya, PT Dirgantara Indonesia akan menjadi subkontraktor utama dan memperbaharui mesin-mesin yang sudah tua dan termasuk flight test program.
"Investasi US$500 juta itu sudah mencakup semua, hingga jadi," kata Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Akbar Habibie, saat ditemui VIVAnews di kantornya, Jakarta.
Ilham menjelaskan, investasi untuk pesawat yang akan menjadi kebanggaan Indonesia tersebut termasuk murah, jika dibandingkan dengan membangun sebuah pesawat jumbo jet seperti A-380.
Menurut dia, untuk riset hingga produksi pesawat Airbus A-380, investasi mencapai US$14 miliar. Bahkan, untuk pesawat lebih kecil, seperti 737 Next Generation juga membutuhkan investasi miliaran dolar AS.
"Dulu saya kerja di Boeing. Untuk mengembangkan sayap pesawat baru beserta kokpit untuk 737 NG itu membutuhkan US$2 miliar," ujar Ilham.
Walaupun investasi untuk membangun pesawat Regio Prop telah terukur, Ilham belum mengetahui harga pesawat yang rencananya diluncurkan pada awal 2018 itu.
"Terlalu dini saya bilang harga satu pesawat Regio Prop. Saya kasih range saja. Pesaing Regio Prop, ATR72, harganya US$22 juta, sedangkan Dash-8 mencapai US$29 juta," tuturnya. (art)